Sabtu, 13 November 2010

krakatau

kbm di sd ciporos 6

Kamis, 28 Oktober 2010

RPP

Sekolah
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Pertemuan :
Hari / Tanggal :
Alokasi Waktu :
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan
masalah.
Kompetensi Dasar : 1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
KPK dan FPB.
Indikator : * Menjelaskan arti FPB dan KPK.
* Menentukan FPB dari suatu bilangan.
* Menentukan KPK dari suatu bilangan.
* Memecahkan masalah sehari – hari yang melibatkan FPB.
* Memecahkan masalah sehari – hari yang melibatkan KPK.
I. Tujuan : 1. Peserta didik dapat menentukan KPK dan FPB menggunakan fakta
faktorisasi prima.
2. Dapat memecahkan masalah sehari hari yang berkaitan dengan
KPK dan FPB.
II. Materi Ajar : Operasi hitung KPK dan FPB.
III. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, Diskusi, Tanya Jawab, Ceramah.
IV. Langkah - Langkah Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan Awal
Apersepsi : 1. Guru melakukan Tanya jawab tentang bilangan prima.
2. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan di
lakuakan.
B. Kegiatan Inti :
1. Secara klasikal guru menjelaskan tentang KPK dan FPB.
2. Guru mendemonstrasikan cara menentukan KPK dan FPB.
3. Guru mendemonstrasikan cara menentukan FPB menggunakan faktorisasi prima.
4. Siswa mendemonstrasikan cara menentukan KPK dan FPB di papan tulis.
5. Siswa mengerjakan soal - soal latihan.
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan.
C. Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan refleksi dan pemantapan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Tindak lanjut yaitu siswa di beri tugas PR.
Pertemuan II
A. Kegiatan Awal
1) Guru melakukan apersepsi yaitu Tanya jawab tentang materi pertemuan sebelumnya.
2) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan belajar yang akan di laksanakan.
B. Kegiatan Inti
1. Secara klasikal guru menjelaskan tentang masalah sehari - hari yang dapat dipecahkan
dengan KPK dan FPB.
2. Guru memberikan contoh permasalahan dan mendemonstrasikan cara pemecahannya.
3. Siswa mendemonstrasikan cara pemecahan masalah sehari - hari dengan bantuan alat peraga manik - manik.
4. Siswa menyelesaikan soal - soal cerita KPK dan FPB.
5. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah di tentukan.
C. Kegiatan Penutup
1. Guru melakukan rfleksi dan pemantapan tentang pembelajaran yang telah di tentukan.
2. Tindak lanjut yaitu siswa diberi tugas rumah untuk menyelesaikan soal soal cerita KPK dan FPB.

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar.
a. Alat : Manik - manik.
b. Sumber Belajar : Buku Matematika SD Kelas V
VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian :
a. Penilaian Formatif
- Tes Tertulis.
2. Instrumen Penilaian
Daftar Pertanyaan
Lengkapi Tabel Berikut
I
No Bilangan I Bilanagan II FPB
1. 18 30 ……
2. 12 48 ……
3. 6 10 ……
4. 24 32 ……
5. 8 20 ……
6. 12 16 ……
7. 45 60 ……
8. 12 20 ……
9. 6 9 ……
10. 28 36 ……
……

II
No Bilangan I Bilanagan II KPK
1. 6 9 ……
2. 8 9 ……
3. 18 28 ……
4. 50 95 ……
5. 5 15 ……
6. 6 18 ……
7. 8 20 ……
8. 12 20 ……
9. 5 45 ……
10. 8 12 ……
……

JAWABAN
I. II.
1. 6 1. 18
2. 12 2. 72
3. 2 3. 84
4. 8 4. 450
5. 4 5. 15
6. 4 6. 18
7. 15 7. 40
8. 4 8. 60
9. 3 9. 45
10. 4 10. 24

Kriteria : Jawaban Betul x 5

tata tertib pengawas uas

TATA TERTIB PENGAWAS RUANG UASBN


1. Persiapan UASBN

a. Tiga puluh (30) menit sebelum ujian dimulai Pengawas Ruang UASBN telah hadir di lokasi
Sekolah / Madrasah Penyelenggara UASBN.
b. Pengawas Ruang UASBN menerima penjelasan dan pengarahan dari Ketua Penyelenggara
UASBN.
c. Pengawas Ruang UASBN menerima bahan UASBN yang berupa Naskah Soal UASBN,
LJUASBN, Amplop LJUASBN, Daftar Hadir, dan Berita Acara Pelaksanaan UASBN.

2. Pelaksanaan UASBN

a. Pengawas Ruang UASBN masuk ke dalam ruang UASBN 20 menit sebelum waktu
pelaksanaan dan memeriksa kesiapan ruang ujian.
b. Pengawas Ruang UASBN meminta peserta UASBN untuk memasuki ruang UASBN dengan
menunjukan kartu peserta UASBN, dan menempati tempat duduk sesuai nomor yang telah
ditentukan.
c. Pengawas Ruang UASBN memeriksa setiap peserta UASBN untuk tidak membawa tas, buku,
atau catatan lain, alat komuikasi elektronik, kalkulator dan sebagainya ke dalam ruang
UASBN kecuali alat tulis yang akan dipergunakan.
d. Pengawas Ruang UASBN membacakan Tata Tertib UASBN.
e. Pengawas Ruang UASBN meminta peserta ujian menandatangani Daftar Hadir UASBN.
f. Pengawas Ruang UASBN membagikan LJUASBN kepada peserta dan memandu serta
memeriksa pengisian identitas peserta UASBN (nomor ujian, nama, tanggal lahir, dan tanda
tangan) sebelum waktu UASBN dimulai.
g. Setelah seluruh peserta UASBN selesai mengisi identitas, Pengawas Ruang UASBN
membuka amplop soal, memeriksa kelengkapan bahan ujian, dan meyakinkan bahwa amplop
tersebut dalam keadaan baik dan tertutup rapat (disegel), disaksikan oleh peserta ujian lain.
h. Pengawas Ruang UASBN membagikan Naskah Soal UASBN dengan cara meletakan di atas
meja peserta UASBN dalam posisi tertutup (terbalik). Peserta UASBN tidak diperkenankan
untuk menyentuhnya sampai tanda waktu UASBN dimulai.
i. Pengawas Ruang UASBN mengecek kelengkapan soal UASBN.
j. Setelah tanda waktu mengerjakan dimulai, Pengawas Ruang UASBN mempersilahkan peserta
UASBN untuk mulai mengerjakan soal dan mengingatkan peserta agar terlebih dahulu
membaca petunjuk cara menjawab soal.
k. Kelebihan naskah soal UASBN selama ujian berlangsung tetap disimpam di ruang ujian.
l. Selama UASBN berlangsung, Pengawas Ruang UASBN wajib menjaga ketertiban dan
ketenangan suasana sekitar ruang ujian, memberi peringatan dan sanksi kepada peserta yang
melakukan kecurangan, serta melarang orang lain yang tidak berkepentingan memasuki ruang
UASBN.
m.Pengawas Ruang UASBN dilarang memberi isyarat, petunjuk, dan bantuan apapun kepada
peserta berkaitan dengan jawaban dari soal UASBN yang diujiakan.
n. Lima menit sebelum waktu UASBN selesai, Pengawas Ruang UASBN memberi peringatan
kepada peerta UASBN bahwa waktu tinggal lima menit.
o. Setelah waktu UASBN selesai, Pengawas Ruang UASBN mempersilahkan peserta untuk
berhenti mengerjakan soal. Pengawas mengumpulkan LJUASBN dan Naskah Soal UASBN.
Peserta UASBN dipersilahkan meninggalkan ruang ujian, setelah pengawas menghitung
Jumlah LJUASBN sama dengan jumlah peserta UASBN.
p. Pengawas Ruang UASBN menyusun secara urut LJUASBN dari nomor peserta terkecil, dan
memasukkannya ke dalam amplop LJUASBN disertai dengan Daftar Hadir Peserta dan
kemudian ditutup dan dilak serta ditandatangani oleh Pengawas Ruang UASBN di dalam
ruang ujian.
q. Pengawas Ruang UASBN menyerahkan LJUASBN dan Naskah Soal UASBN kepada
Penyelenggara UASBN Tingkat Sekolah / Madrasah disertai dengan Berita Acara pelaksanaan
UASBN.

Selasa, 30 Maret 2010

nilai try out tingkat kabupaten .SD CIPOROS 06

no NAMA B.IND MTK IPA JML RATA RNK
1 KRISNA SETIYADI 8.60 9.50 9.00 21.10 1
2 SATRIYA Y 9.20 8.00 9.75 26.95 2
3 RAHMAT H 8.40. 8.00 9.50 25.90 3
4 ANDRE 8.20 8.00 9.00 25.20 4
5 ASTUTI 8.60 7.25 9.00 24.85 5
6 TRI P 8.20 7.75 8.50 24.45 6
7. LILIS N 8.80 6.75 8.75 24.30 7
8 WEGIYANTORO 7.80 7.75 8.75 24.30 7
9 FARID 8.60 5.75 9.00 23.35 9
10 EVA N 6.80 7.00 9.25 23.05 10
11 AYIN 7.80 6.50. 8.75 23.05 10
12 WILLI B 7.20 7.00 8.25 22.45 12
13 ANGGA W 7.00 6.50 8.50 22.00 13
14 SALMA 7.40 6.25 8.00 21.65 14
15 HERA A 6.80 6.50 8.00 21.30 15
16 MONITA W 7.00 5.75 7.75 20.50 16
17 SUTRIYANTO 6.00 6.50 7.50 20.00 17
18 RANTIKA 6.00 6.25 7.50 19.75 18
19 ANGGI P 6.00 6.25 7.50 19.75 18
20 SRI W 6.60 5.25 7.75 19.60 20
21 ALFIN 8.20 4.25 7.00 19.45 21
22 DANI S 6.20 4.75 7.75 18.70 22
23 DAPID J 6.20 4.75 7.25 18.20 23
24 NATA H 6.00 5.25 6.75 18.00 24
25 ARIF G 4.80 5.75 7.25 17.80 25

Kamis, 18 Maret 2010

bumi

the greenhouseeffect

ruang angkasa

animal

Senin, 01 Maret 2010

Tembok China

greats wall

peta buta afrika

Peta Afraka

peta dunia

Jumat, 19 Februari 2010

sejarah pertahanan indonesia

Sejarah Pertahanan Indonesia
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, gelintar
Edit-clear.svg
Rencana ini memerlukan kemaskini dalam Bahasa Melayu piawai Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu.
Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting

Sejarah pertahanan keamanan bangsa dan Negara Indonesia yang bermula pada tahun 1945, telah memberikan pengalaman yang berharga dan nilai-nilai perjuangan yang penting dihimpun dan disusun dalam suatu konsepsi pertahanan keamanan yang tangguh dan ampuh, bagi upaya dan penyelenggaraan pertahanan keamanan Negara berdasarkan falsafah bangsa dan idiologi serta dasar Negara Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945).

Memahami sejarah pertahanan keamanan, merupakan bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari penghayatan aspirasi perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, ialah

* Melindungi segenap bangsa Indonesia;
* Mencerdaskan kehidupan bangsa;
* Memajukan kesejahteraan umum; dan
* Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Isi kandungan
[sorok]

* 1 Kurun Waktu 1945 – 1950
o 1.1 Perang Kemerdekaan II
o 1.2 Perjanjian Renville
o 1.3 Perang Kemerdekaan II
* 2 Kurun Waktu 1950 – 1965
o 2.1 Angkatan Perang Ratu Adil
o 2.2 Pemberontakan Andi Azis
o 2.3 Gerakan Republik Maluku Selatan
o 2.4 Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
* 3 Sumber

[sunting] Kurun Waktu 1945 – 1950

Pada bulan September – Oktober 1945 berdasarkan Civil Affairs Agreement Tentera Pendudukan Sekutu (Satuan Tentera Inggeris) yang tergabung dalam Komando SEAC yang bertugas melucuti bala tentera Jepun dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (RAPWI), berturut-turut mendarat di Medan, Padang, Jakarta, Semarang, Surabaya dengan melanjutkan gerakkannya ke Bogor, Bandung, Ambarawa dan Magelang. Satuan tentera Australia mendaratkan pasukannya di Makasar dan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah diduduki oleh Australia sebelum Jepun menyatakan menyerah kalah pada pihak sekutu dan Pulau Morotai telah diduduki oleh satuan tentera Amerika Syarikat dibawah komando Jenderal D Mc Arthur, Panglima SWPAC.

Namun kenyataannya, tentera pendudukan ini menyelundupkan unsusr-unsur alat pemerintah penjajah Belanda yang disebut The Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang mengakibatkan berbagai insiden dan provokasi sehingga membangkitkan perlawanan patriotik dan heroik bangsa Indonesia sebagaimana terbukti dalam berbagai peristiwa.

Dalam pertempuran pertama di Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945, Tentera Pendudukan Inggeris telah menderita kerugian kehilangan seorang Komandan Brigade Istimewa ke 49, Brigadir Mallaby. Peristiwa ini mengakibatkan pecahnya pertempuran besar di Surabaya yang dikenal dengan peristiwa 10 November yang kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan.

Gerakan maju Tentera Inggeris ke Ambarawa dan Magelang pada tanggal 14 Disember 1945 akhirnya dapat dipukul mundur yang dalam peristiwa sejarah dikenal sebagai Palagan Ambarawa. Pada akhir September 1946, tentera Belanda mengambil alih posisi dan wilayah pendudukan dari tentera sekutu (Inggeris) sesudah mendatangkan bala bantuan dari negeri Belanda yang dikenal dengan “Divisi 7 Disember”. Hingga bulan Oktober 1946, Belanda telah dapat menghimpun kekuatan militernya sebanyak 3 divisi di Jawa dan 3 Brigade di Sumatera. Tentera Inggeris menyerahkan secara rasmi tugas pendudukannya kepada Tentera Belanda pada tanggal 30 November 1946. Dari segi perimbangan kekuatan militer pada masa itu, pihak Belanda telah merasa cukup kuat untuk menegakkan kembali kekuasaan dan kedaulatannya di Indonesia, dengan memaksakan keinginannya terhadap rakyat dan pemerintah Republik Indonesia.

Perundingan antara pihak Belanda dan Indonesia yang diselenggarakan di Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 12 November 1946 sebagai usaha saling pendekatan oleh kedua belah pihak, namun kerana sikap pendirian masing-masing yang tidak dapat dipertemukan, usaha tersebut menemui kegagalan.
[sunting] Perang Kemerdekaan II

Pada tanggal 21 Julai 1947 pukul 05.00 WIB, Belanda melancarkan operasi militernya yang dinamakan aksi polisionil, sedangkan bagi bangsa Indonesia peristiwa tersebut dikenal sebagai Perang Kemerdekaan I.

Tujuan utama operasi militer Belanda adalah untuk menguasai wilayah yang sebelum Perang Dunia II merupakan penghasil devisa bagi pemerintah Hindia Belanda seperti perkebunan di Jawa dan Sumatera. Tujuan kedua ialah untuk menguasai kota-kota sebagai pusat administrasi dan pemerintahan, serta kota-kota pelabuhan penting di Jawa dan Sumatera dalam usaha memblokade dan memutuskan hubungan Indonesia dengan dunia luar. Kota-kota pelabuhan di Jawa, diantaranya Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang dan Cilacap, serta kota pelabuhan di Sumatera ialah Belawan di Medan dan Padang.

Terhadap serangan terobosan oleh pihak Belanda yang dilancarkan dengan cepat serta dikoordinasikan dengan serangan udara, pasukan Indonesia harus menghindar dari kehancuran total, ialah dengan mengundurkan diri ke pedalaman sambil memusnahkan obyek-obyek vital, seperti fasilitas dan instansi perkebunan, sarana dan prasarana perhubungan dan lain sebagainya.

Kemerosotan moral dari pasukan Indonesia sebagai akibat serangan Belanda yang dilancarkan secara mendadak dan cepat, secara berangsur-angsur dapat dipulihkan pada waktu mereka bergabung kembali pada induk pasukan masing-masing, serta dapat mengkonsolidasikan kekuatan pasukan didaerah pedalaman, sehingga membentuk kantung-kantung perlawanan di daerah pendudukan Belanda.

Tempat pemusatan pasukan didaerah pendudukan Belanda selain merupakan basis perlawanan gerilya terhadap Belanda, juga berfungsi sebagai tempat aparat pemerintahan darurat Republik Indonesia.

Terbentuknya kantung-kantung sebagai basis perlawanan gerilya serta merupakan aparat atau unsur pemerintahan darurat Republik Indonesia didaerah pendudukan Belanda, dimungkinkan kerana adanya kebulatan tekad dan hasrat rakyat dan bangsa Indonesia untuk tidak menerima kembalinya kekuasaan dan kedaulatan pemerintah Belanda di bumi Indonesia. Hal ini di manifestasi kan dalam bentuk perlawanan bersenjata tanpa mengenal menyerah.

Dengan dilancarkannya peperangan gerilya yang didukung oleh segenap kekuatan rakyat (semesta), pasukan Indonesia dapat beralih mengambil inisiatif dari taktik defensif ke taktik ofensif. Pengembangan ini dimungkinkan kerana rakyat mahu menerima kehadiran para putera pejuang ditengah-tengah mereka, bahkan secara bahu-membahu ikut berjuang dengan melancarkan serangan dan gangguan terhadap kedudukan tentera Belanda.

Tepat seperti apa yang dikatakan oleh Jeneral Abdul Haris Nasution, yang pada masa itu menjabat sebagai Panglima Divisi Siliwangi, yang antara lain berbunyi: …..Pihak Belanda dengan kekuatan militer yang dimilikinya mungkin dapat menduduki kota-kota dan wilayah lainnya, namun demikian ia tak akan mampu menguasai seluruh wilayah kerana akan menghadapi perlawanan sengit dari rakyat Indonesia. Dengan aksi perlawanan tersebut posisi Indonesia menjadi pulih kekuatannya, sedangkan militer Belanda menjadi semakin lemah untuk dapat menguasai dan menduduki tempat-tempat yang strategis secara terus menerus. Pihak Indonesia secara berangsur-angsur dapat melancarkan serangan-serangan gerilya, sedangkan pihak musuh terikat pada pengawalan pos-pos yang statis defensif.

Pada masa itu ,pasukan-pasukan Indonesia sudah mampu mendekati kota-kota dan mengancam kedudukan Belanda dimana-mana. Daerah-daerah pengaruh gerilya semakin meluas. Belanda benar-benar kehilangan akal, aparatur pemerintahannya tidak dapat berjalan, tenteranya terpaku ditempat-tempat kedudukannya. Belanda gagal melaksanakan rencananya semula, untuk menguasai daerah-daerah Jawa Timur, Jawa Barat, dan pantai utara Jawa Tengah, untuk selanjutnya meniadakan sisa daerah atau wilayah kekuasaan Republik Indonesia dalam rangka menguasai kembali seluruh wilayah Indonesia.
[sunting] Perjanjian Renville

Situasi di medan juang tidak lagi menguntungkan pihak Belanda, selain adanya reaksi dan kutukan dari dunia internasional terhadap serangan yang dilancarkannya, sehingga mendesak Belanda untuk kembali berunding dengan Pemerintah Republik Indonesia.

Perundingan yang diselenggarakan diatas sebuah kapal perang Amerika Syarikat bernama Renville yang membuang sauh di Teluk Jakarta, telah menghasilkan suatu Persetujuan Renville. Isi persetujuan Renville menetapkan diterimanya tuntutan pihak Belanda, agar pemerintah Indonesia mengosongkan kantung-kantung dalam arti menarik pasukan bersenjata yang bergerilya dan unsur atau aparat pemerintahan darurat Indonesia di daerah pendudukan Belanda. Dengan hijrah nya prajurit-prajurit pejuang dari kantung-kantung di Jawa Barat dan Jawa Timur kedaerah Indonesia, pihak Belanda dapat mengkoordinasikan kekuasaan dan kekuatannya diseluruh daerah yang diduduki nya, sedangkan posisi Indonesia dalam artian militer menjadi semakin terpojok baik dalam arti strategis mahupun taktis.

Luas daerah atau wilayah kekuasaan Indonesia semakin sedikit, hanya meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Surakarta, Kediri, Kedu, Madiun, sebahagian dari keresidenan Semarang, Pekalongan, Tegal bahagian selatan dan Banyumas, yang dari segi ekonomi dan militer secara keseluruhan dalam keadaan dikepung dan diblok oleh Belanda.

Dari segi politikm dengan ditariknya kekuatan perlawanan bersenjata dari kantung-kantung diwilayah yang diduduki Belanda, maka aspek dukungan militer terhadap diplomasi Republik Indonesia dalam menghadapi Belanda telah hilang, disamping itu Belanda sendiri telah mendirikan negara-negara boneka baik di Jawa dan Madura, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, dalam rangka memperketat pengepungan serta meningkatkan ofensif politiknya terhadap Indonesia.

Persatuan nasional sebagai kekuatan pokok untuk menghadapi serangan tentera Belanda yang dapat dilancarkan sewaktu-waktu, telah menunjukkan kemerosotan yang mencemaskan sebagai akibat terbentuknya oposisi yang kuat oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR) terhadap kebijaksanaan pemerintah di forum Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada masa itu.

Situasi kritis yang sedang dihadapi pemerintah dan bangsa Indonesia dibidang politik, ekonomi dan militer semakin memuncak dengan dilancarkannya pemberontakkan yang didalangi oleh Parti Komunis Indonesia (PKI}/Muso di Madiun pada bulan September 1948. Pemberontakkan yang didalangi oleh PKI/Muso tersebut sangatlah keji, pada masa bangsa dan pemerintah Indonesia sedang menghadapi ancaman Belanda dalam suatu perjuangan hidup dan mati.

Kerana kesigapan dan juga loyalitas sebahagian besar Angkatan Bersenjata baik yang berasal dari kantung-kantung mahupun yang ada di Jawa Tengah sendiri serta bantuan dan dukungan unsur-unsur kekuatan lainnya, maka pemberontakkan PKI/Muso dapat dihancurkan dan dipadamkan dalam waktu yang relative singkat.
[sunting] Perang Kemerdekaan II

Pada tanggal 19 Disember 1948 setelah dapat menambah jumlah kekuatan militernya dengan mendatangkan lagi bantuannya dari negeri Belanda sehingga mencapai sekitar 100.000 orang, Belanda melancarkan lagi serangan ketenteraanya yang merupakan ‘aksi polisional II’ atau bagi bangsa Indonesia dikenal sebagai Perang Kemerdekaan II.

Aksi polisional II Belanda, bagi prajurit Angkatan Bersenjata yang berasal dari kantung-kantung merupakan suatu hal yang dinanti-nantikan, kerana apabila Belanda melancarkan serangan ketenteraannya, maka hal itu akan membuka peluang untuk kembali bergerilya ditempat asal masing-masing.

Dalam waktu singkat tentera Belanda mampu menguasai kota-kota penting dan jalan-jalan raya diseluruh sisa daerah kekuasaan Indonesia di Jawa dan Sumatera kecuali Daerah Istimewa Aceh, bagian dari Sumatera Selatan dan Keresidenan Banten. Mengenai jalannya aksi polisional II, Jeneral Spoor, Panglima Tentera Belanda dengan nada optimis antara lain menyatakan …operasi-operasi pokok telah selesai, seterusnya kita hanya melakukan gerakan pembersihan terhadap sisa-sisa kekuatan lawan, yang akan menghabiskan waktu dua atau tiga bulan.

Pernyataan Jeneral Spoor tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi, bahwa serangan-serangan terhadap pos-pos dan kedudukan pasukan Belanda telah menyebar kedaerah-daerah yang tadinya ditinggalkan ‘hijrah’ oleh Angkatan Bersenjata Indonesia, sedangkan perlawanan dan serangan terhadap kekuatan militer dan aparat pemerintahan sipil Belanda diluar Pulau Jawa dan Sumatera masih tetap ada, bahkan masing sering terjadi.

Pendadakan dan kejutan yang sangat memalukan serta menjatuhkan martabat Belanda dimata dunia internasional ialah, pada waktu terjadi serangan terhadap Yogyakarta yang dilancarkan pada tanggal 1 Mac 1949. Walaupun Yogyakarta dapat direbut atau diduduki hanya dalam waktu enam jam, namun dampaknya terhadap moril bangsa Indonesia dan diplomasi di forum internasional cukup besar, serta merupakan bukti bahwa eksistensi dan perjuangan bangsa dan Negara Indonesia masih tetap berlanjut.

Tamparan kedua bagi Belanda adalah pada waktu terjadi serangan umum terhadap Surakarta antara tanggal 7 hingga 10 Ogos 1949, empat hari menjelang dihentikannya tembak menembak oleh pihak Belanda dan Indonesia yang menghasilkan didudukinya sebahagian dari kota Surakarta oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Aksi polisional II merupakan kegagalan Belanda untuk memaksa rakyat dan pemerintah Republik Indonesia bertekuk lutut serta menerima kembali kedaulatan dan kekuasaannya di Indonesia. Akhirnya Belanda harus mengakui kedaulatan dan kekuasaan (rakyat dan) pemerintah Republik Indonesia diseluruh bekas wilayah jajahannya di kepualuan Nusantara.

Pengakuan kedaulatan oleh Belanda tersebut secara rasmi dikukuhkan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Disember 1949 di Den Haag negeri Belanda.
[sunting] Kurun Waktu 1950 – 1965

Pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia oleh dunia internasional masih belum luput dari pelbagai cubaan mahupun rongrongan yang bersumber dari unsurr-unsur destruktif, baik didalam mahupun dari luar negeri, seperti yang tercatat dalam rangkaian sejarah berikut:
[sunting] Angkatan Perang Ratu Adil

Gerakan teror Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung, Jawa Barat, dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling yang menolak pembubaran Negara Pasundan, walaupun menggunakan APRA sebagai mitos untuk mempengaruhi opini masyarakat Jawa Barat, namun kerana tidak mendapatkan kepercayaan dari rakyat, maka gebrakan operasi militernya hanya berlangsung beberapa hari dan pada akhirnya dengan mudah dapat ditumpas oleh aparat keamanan Negara Indonesia.
[sunting] Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakkan Andi Azis, salah seorang komandan bekas satuan tentera Belanda yang meletus pada tanggal 5 April 1950 di Makasar, Ujung Pandang dengan motivasi yang menuntut status dan perlakuan khusus dari pemerintah Republik Indonesia Syarikat (RIS). Antara pihak pemberontak dengan utusan pihak pemerintah dari Jakarta, semula diusahakan pemecahan masalah melalui perundingan yang kemudian disusul dengan ultimatum, sehingga pada akhirnya harus diambil tindakan militer. Pada tanggal 20 Ogos 1950 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dapat menguasai seluruh kota Makasar atau Ujung Pandang.
[sunting] Gerakan Republik Maluku Selatan

Gerakan Republik Maluku Selatan yang dipimpin oleh MR. Dr. Robert Steven Soumokil, yang bertujuan ingin mendirikan Negara Republik Maluku Selatan yang terpisah dari Negara Indonesia Syarikat. Gerakan RMS mulai bergolak hampir bersamaan dengan pemberontakan Andi Azis di Makasar, Ujung Pandang. Kota Ambon dapat dikuasai oleh pemerintah Republik Indonesia Syarikat pada tanggal 3 November 1950. OYI
[sunting] Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia

Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) yang diproklamasikan oleh Letnan Kolonel Achmad Husein sebagai Ketua Dewan Perjuangan pada tanggal 15 Februari 1958 di Sumatera Barat dan Perjuangan Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual yang semula menjabat KSAD PRRI/Permesta.

Penumpasan PRRI di Sumatera dilakukan dengan operasi gabungan yang terdiri dari unsur-unsur kekuatan Tentera Angkatan Darat, Laut dan Udara dari dua jurusan, melalui pendaratan di Padang dan penerjunan pasukan para komando di Pekanbaru dan Tabing. Pada tanggal 29 May 1961, Achmad Husei bersama pasukannya secara rasmi melaporkan diri kepada Brigadir Jeneral GPH Djatikusumo, Deputi Wilayah Sumatera Barat.

Disamping itu, perpecahan yang terjadi diantara para pimpinan Permesta telah melemahkan kekuatan militer Permesta, sehingga pada akhirnya pada tanggal 4 April 1961 antara Somba dari pihak Permesta dan Pangdam XIII Merdeka Kolonel Sunandar Priyosudarmo dilangsungkan penandatanganan naskah penyelesaian Permesta.
[sunting] Sumber

* Lembaga Ketahanan Nasional.1991. Kewiraan Untuk Mahasiswa. Dirjend Pendidikan Tinggi Depdikbud & PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Diambil daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Pertahanan_Indonesia"
Kategori: Rencana yang memerlukan kemaskini dalam BM | Indonesia
Pandangan

Selasa, 09 Februari 2010

pengukuran kreativitas

PENGUKURAN KREATIVITAS
Diposkan oleh Ardi al-Maqassary di 12:56


A. PENGUKURAN KREATIVITAS

Kreativitas atau bakat kreatif dapat diukur secara langsung dan tidak langsung, dan dapat menggunakan metode tes dan non- tes. Ada pula alat untuk mengukur cirri-ciri kepribadian kreatif, dan dapat dilakukan pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif.
Sesuai dengan definisi USOE (U. S Office of Education) yang membedakan enam jenis bakat dikembangkan alat identifikasi untuk masing-masing bidang tertentu.
Untuk mengukur kemampuan intelektual umum, tes individual lebih cermat, tetapi lebih banyak memakan waktu dan biaya. Yang sudah dugunakan di Indonesia adalah tes Stanford-Binet dan Wechsler intelligence Scale for Children. Tes inteligensi kelompok lebih efisien dalam ukuran waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah kita tidak tahu apakah prestasi anak sudah optimal. Di Indonesiayang sudah banyak digunakan adalah tes Progressive Matrices, Culture-Fair Intelligence Test dan Tes Inteligensi Kolektif Indonesia yang khusus dikontruksi untuk Indonesia.

Tes Potensi Akademik (TPA) yang khusus dirancang untuk Indosnesia, dapat digunakan untuk mengukur bakat akademik, misalnya sejah mana seseorang mampu mengikuti pendidikan tersier.

Tes untuk mengukur bakat kepemimpinan belum banyak digunakan di Indonesia, demikian pula tes untuk mengukur bakat dalam salah satu bidang seni atau bakat psikomotorik. Tes luar negeriyang mengukut kreativitas adalah tes dari Guilford yang mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan kerncian dalam berpikir.

Tes Torrance untuk mengukur berpikir kreatif (Torrance Test of Creative Thinking) dapat digunakan mulai usia prasekolah sampai tamat sekolah menengah, mempunyai bentuk verbal dan figural. Tes ini telah digunakan di Indonesia untuk tujuan peneltian. Tes lainnya untuk mengukur berpikir kreatif dan termasuk baru ialah Tes Berpikir Kreatif-Produksi Menggambar (TRest forCreative Thinking-Drawing Production) dari Jellen dan Urban (1985). Penilaiannya mencakup sembilan dimensi.

Tes yang khusus di konstruksi di Indonesia ialah Tes Kreativitas Verbal (Utami Munandar,1977). Tes ini disusun berdasarkan model Struktur Intelekdari Guilford, dengan dimensi operasi berpikir divergen, dimensi konten, dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam dimensi produk. Untuk setiap kategori produk ada satu sub-tes. Ada enam sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifatyang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya. Setiap sub-tes terdiri dari empat butir. Pada bentuk parallel (ada dua bentuk) hanya dua butir. Tes ini seperti tes Guilford mengukur kelancara, kelenturan, orisionalitas, dan elaborasi dalam berpikir. Tahun 1986 telah dilakukan penelitian pembakuan TKVyang menghasilkan nilai baku untuk umur 10 – 18 tahun, dan pengukuran “Creative Questient”.

Tes Kreativitas Figural diadaptasi dari Torrance “Circles Test”, dan dibukukan untuk umur 10-18 tahun oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. TKF kecuali mengukur aspek kreativitas tersebut di muka, juga mengukur kreativitas sebagai kemampuan untuk kombinasi antara unsure-unsuryang diberikan.

Skala Sikap Kreatif yang juga khusus disusn di Indonesia mengukur dimensi efektif dari kreativitas, yaitu sikap kreatif, yang dioperalisasi dalam tujuh dimensi. Skala ini disusun untuk anak SD dan SMP. Skala Penilaian Anak Berbakat oleh Guru disusun oleh Renzulli dan terdiridari empat sub-skala, yaitu untuk mengukur fungsi kognitif (belajar), motivasi, kreativitas dan kepemimpinan. Sub-skala untuk kreativitas meliputi 10 butir untuk dinilai guru. Akibat kesuliatan dalam menggunakan alatdari Renzulli, maka disusun Alat Sederhana untuk Identifikasi Kreativitas, dengan format untuk Sekolah Dasar dan format untuk Sekolah Menengah. Disnilah dimensi kreativitas digabungka dengan dimensi laindari keberbakatan.
Skala Nominasi Keberbakatan yang dapat digunakan oleh guru, teman sebaya, dan diri sendiri dikembangkan oleh Lydia Freyani Akbar untuk siswa SD. Ketiga skala tersebut ternyata mempunyai hubungan yang bermakan dengan pengubah keberbakatan.

Sama dengan inteligensi, pengukuran kreativitas bisa diobyektifkan. Yaitu dengan memberikan suatu hal (misalnya: pinsil) untuk merangsang pemikiran manfaat dari benda tsb. (misalnya: untuk menulis, menggambar, mengorek, menggaris, melempar, batas halaman buku, mencungkil, dsb.). Makin banyak alternatif yang bisa dikembangkan, makin tinggi skornya, yang juga berarti makin kreatif. Skor kreativitas itu dinamakan CQ (creative quotient), yang diperoleh juga dengan cara membandingkan prestasi seseorang dengan kelompok sebayanya.

Pencarian pengukuran proses kreatif,pemikiran primer didapat menggunakan deretan pemikiran divergent.Pada satu waktu,antara peneliti dan pembelajar menggunakan tes proses kreatif untuk beberapa decade,dan tes pemikiran divergent menjadi popular mengukur dari proses dan potensial kreatif.

Tes pemikiran divergent meminta individu untuk menghasilkan beberapa respon tepat khusus, perbedaannya jelas menstandarisasi tes prestasi atau kemampuan membutuhkan satu jawaban yang benar.Diantara tes pemikiran divergent pertama yang dikeluarkan oleh Guilford(1967) structure of the intellect(SOI)divergent production test,Torrance’s (1962,1974) test of creative thinking (TTCT). Hampir semua dari tes-tes ini digunakan secara luas dalam penelitian dan pelajaran kreatifitas.

The SOI test,terdiri dari beberapa tes yang subjeknya diminta menunjukkan fakta-fakta beberapa hasil area yang berbeda.Tes SOI ini mempresentasikan beberapa aspek dari (1)ketepatan,(2)kelenturan, (3)keaslian,(4)Inovasi ide terdahulu.

Getzels dan Jackson (1962) and Wallach dan kogan (1965) mengembangkan deretan pemikiran divergent yang hampir sama dengan SOI tes.Sebagai contoh,The Instances Test meminta student list as many things that move on wheels,(Wallach dan Kogan, 1965) di variasi dari penggunan tes,student memberikan respon yang tepat “ceritakan pada saya cara berbeda penggunaan kursi”.Tes lainnya dari deretan tes kreatif memasukkan asosiasi kata,melekatkan angka atau bilangan,penyelesaian cerita, problem bangunan tugas-tugas dan interpretasi susunan gambar dan warna,dan interpretasi bermacam masalah . (Sternberg J.Robert, (1999),Handbook of Creativity, Cambridge University Press,United State of America)


B. CONTOH - CONTOH ALAT UKUR KREATIVITAS

Tes yang mengukur kreatifitas secara langsung, sejumlah tes kreatifitas telah disusun,diantaranya tes dari Torrance untuk mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking : TTCT) yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural.Yang terakhir sudah ada yang diadaptasi untuk Indonesia,yaitu tes lingkaran(circles test) dari Torrance. Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam penelitian untuk disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figu-ral.Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran,dan tes ini kemudian disebut tes kreatifitas figural.Ditentukan nilai baku untuk usia 10 sampai dengan 18 tahun. Tahun 1977 diperkenankan tes kreatifitas pertama yang khusus dikonstruksikan untuk Indonesia,yaitu Tes Kreatifitas Verbal oleh Utami Munandar,berdasarkan konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford.

Tes yang mengukur Unsur-unsur kreatifitas, Kreatifitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional,terdiri dari berbagai dimensi,yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian),dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori,seperti misalnya dimensi kognitif dari kreatifitas-berfikir divergen-mencakup antara lain, kelancaran, kelenturan dan orisinilitas dalam berfikir,kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain.Untuk masing-masing unsure dikonstruksi tes tersendiri, misalnya untuk orisinalitas. Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas adalah : tes menulis cerita. Tes penggunaan batu bata yang meminta subjek untuk memikirkan berbagai macam penggunaan yang tidak lazim untuk batu bata,tes purdue yang biasanya digunakan dikawasan industry juga meminta subjek untuk memberi macam-macam gagasan untuk penggunaan benda-benda yang berkaitan dengan industry.

Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif, dari berbagai hasil ditemukan paling sedikit 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kreatifitas;dari ciri-ciri ini disusun skala yang dapat mengukur sejauh mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut.beberapa tes mengukur ciri-ciri tersebut.Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus,diantaranya adalah:

a. Tes mengajukan pertanyaan,yang merupakan bagian dari tes Torrance untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berfikir.

b. Tes Risk Taking,digunakan untuk menunjukkan dampak dari pengambilan risiko terhadap kreatifitas.

c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi untuk ketidakteraturan,sebagai salah satu cirri kepribadian kreatif

d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya.Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory.

Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreatifitas,dirancang beberapa pendekatan alternative:

a. Daftar periksa (Checklist) dan Kuisoner, alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.

b. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif dimasa depan.Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas prilaku kreatif.

c. Bagian dari berfikir kreatif. Asumsi kita adalah bahwa kreatif proses yang bergerak salah satunya karena suatu masalah telah teridentifikasi atau karena orang berlomba-lomba untuk menghasilkan sesuatu yang sebelumnya dianggap belum ada dan tidak mungkin,atau karena seseorang ingin mengetahui apa yang mungkin jika suatu aktifitas telah berjalan,orang kemudian harus mulai berfikir tentang berbagai arah tujuannya.

Sekarang kita sampai pada inti dari proses ide kreatif,dalam konteks ini,(Guilford (1950 )mengacu pada munculnya ide-ide ini tampak nyata ketika ide ini digunakan pada kesempatan sehingga berguna atau bermanfaat,Guilford berpendapat juga bahwa kelancaran ide/gagasan adalah kapasitas untuk menghasilkan sebuah angka besar Dari ide-ide dalam periode waktu yang diberikan,yang relavan dengan beberapa situasi,ini menjadi salah satu karakter berfikir positif.

Selain itu untuk menjadi lancar dalam menghasilkan ide,pemikir kreatif juga harus menjadi pemikir yang fleksibel.Pendapat Guilford,berfikir negative dapat mungkin memerlukan bahwa menjauh dari suatu kebiasaan berfikir dan meninggalkannya kemudian masuk dalam pola fikir yang baru.

Pemikir kreatif selalu menghasilkan ide yang original.Orang yang menghasilkan banyak ide-ide original, dalam pandangan Guilford adalah orang yang juga menghasilkan solusi yang kreatif untuk sebuah masalah.Guilford menyatakan kelancaran flexibilitas, originalitas dan combinasi pengukuran kedalam cara berfikir divergen.
Sejauh ini bahwa Guilford menggunakan keahliannya dengan tes IQ dan pengembangan tes untuk mengukur kapasitas berfikir,lebih lanjut lagi persamaan psikometri dengan IQ,Guilford percaya bahwa masing-masing orang mempunyai kemampuan berfikir kreatif. Ini berarti kemampuan berfikir divergen, terditribusi dengan normal diantara populasi.

Orang yang menghasilkan kemajuan - kemajuan kreatifitas (Picasso, Edison, Mozart) menjadi bagian dari kapasitas berfikir divergen untuk derajat yang luar biasa,tetapi tiap orang mempunyai beberapa kemampuan,jika satu dari kemampuan ini tidak dites dengan membuat suatu asumsi,ini bisa jadi bukan tes kreatifitas dan kepribadian kreatif,oleh karena itu tes yang lain harus diasumsikan sebagai kelanjutan diantara proses-proses. (Weisberg W.Robert,(2006), Creativity-Understanding Innovation in problem solving, science, inventions, and the arts, John Wiley & Sons,Inc)

C. RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Pertanyaan pertama yang mesti diajukan tentang setiap instrumen pengukuran,apakah itu bathroom scale atau kapasitas berfikir kreatif (creative-thinking capacity) apakah ini reliabel?artinya apakah test itu memberikan hasil (outcomes) yang konsisten.stabilitas test melewati berbagai administrasi disebut “test-retest reliability” mendemonstrasikan reliabilitas test-retest merupakan kepentingan kritis bagi setiap tes, karena ini berarti kita bisa memiliki rasa percaya diri dalam skor yang dihasilkan oleh orang-orang ketika mereka menggunakannya.

Bentuk lain reliabilitas menjadi penting ketika sebuah instrumen pengukuran mengandung aitem-aitem majemuk. Salah seorang menggabungkan aitem-aitem itu bersama-sama dalam men-skor tiap-tiap orang, karena lebih banyak aitem, maka skor akan lebih stabil.Itu berarti bahwa seseorang akan berharap bahwa aitem-aitem yang beragam akan memberikan support yang hampir sama,sejak mereka teleh merancang mengukur kapasitas yang sama(dalam contoh ini) kapasitas berfikir secara kreatif. Utnuk menentukan konsistensi beragam aitem itu pada tes,seseorang bisa memisahkan tes kedalam bagian-bagian. Seseorang lalu bisa menentukan tiap skor orang pada masing-masing bagian tes. Jika dua perangkat aitem variabel dalam mengukur kapasitas yang sama skor orang yang diberikan pada dua bagian dari tes seharusnya sama,hal ini disebut split half reliability.

Studi penelitian telah menemukan bahwa tes berfikir divergent reliable;studi memberikan hasil bahwa tes-tes tersebut beralasan bersifat konsisten,(Baron and Harington,1981) ini berarti sebagaimana dicatat kita bisa percaya diri bahwa skor seseorang bersifat representatif,performansinya walaupun demikian ada satu penyebab yang harus dikemukan disini,kadang-kadang ditemukan bahwa performance pada tes berfikir divergent dipengaruhi oleh kondisi dimana tes di berikan. Sebagai contoh jika anda memerintah orang untuk menjadi kreatif dalam respon,mereka boleh memberi skor lebih tinggi daripada bila anda tidak mengatakan sesuatu tentang menjadi kreatif pada tes. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan berfikir divergent adalah sebuah strategi yang bisa diterapkan kepada situasi pengetesan, daripada beberapa ciri menarik. Ide berubah secara otomatis atau karakteristik seseorang sehingga hal menarik dari temuan-temuan ini adalah bahwa seseorang bisa mengubah performance orang pada tes berfikir kreatif dengan mengatakan kepada mereka untuk menjadi kreatif,sebagai situasi analog,.dalam hal ini adalah ferformance pada tes intelegensi.

Kesimpulan bahwa tes-tes yang di design untuk mengukur kapasitas berfikir kreatif adalah reliable,menimbulkan pertanyaan kedua tentang apakah bahwa instrumen-instrumen mengukur? kenyataannya menggunakan tes didasarkan pada asumsi bahwa tes-tes itu mengukur kapasitas untuk berfikir secara kreatif yaitu apa yang mereka(tes-tes) design untuk mengukur pertanyaan dari apakah sebuah tes mengukur sesuatu yang didesign untuk mengukur adalah pertanyaan,apakah tes itu valid?:sebuah tes yang valid mengukur apa yang disangka benar.Jika sebuah tes tidak valid,.kemudian ini bisa menjadi reliabel tetapi akan menjadi tidak berguna,Bathroom scale bisa secara ekstreem reliabel tapi ini tidak berguna jika kita ingin mengukur IQ atau jumlah uang dalam rekening tabungan. (Weisberg W.Robert,(2006), Creativity-Understanding Innovation in problem solving, science, inventions, and the arts, John Wiley & Sons,Inc)

D. MACAM-MACAM PENGUKURAN KREATIVITAS

1. PENGUKURAN KREATIVITAS BERFIKIR

Guilford merupakan salah seorang ahli yang berusaha mengembangkan instrumen yang diperlukan untuk mengukur kreativitas berpikir. Temuan baru Guilford merupakan kemajuan penting dalam psikologi dan pendidikan di mana kreativitas berpikir dapat diukur dan memungkinkan dihubungkan dengan gejala-gejala kejiwaan lainnya. Terdapat dua hal yang dapat disimpulkan dari instumen kreativitas berpikir yang dikembangkan oleh Guilford.

1. Peserta didorong untuk memberikan penampilan maksimum dalam menjawab butir-butir instrumen. Oleh karenanya, instrumen yang dipakai untuk mengukur kreativitas berpikir merupakan instrumen jenis tes yang dikenal dengan tes kreativitas berpikir.

2. Peserta tes tidak memberikan respons atas alternatif yang sudah disediakan, tapi harus memproduksi sendiri jawaban atas persoalan yang diajukan. Oleh karenanya, Guilford menyebut kreativitas berpikir dengan kemampuan memproduksi secara divergen (divergent production abilities).

Tes kreativitas berpikir mengacu kepada model struktur intelektual Guilford. Dari segi operasi, tes kreativitas berpikir mengukur kemampuan berpikir divergen. Dari segi konten, proses berpikir divergen mengolah bahan berupa figural dan simbol. Sedang dari segi produk, proses berpikir divergen yang mengolah bahan berupa figural dan simbol akan menghasilkan produk berupa unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi dan implikasi. Adapun butir-butir tes kreativitas berpikir itu adalah sebagai berikut :

1. Dari bangun berikut buatlah sebanyak mungkin gambar nyata ! (waktu Anda 1 menit).

2. Buatlah sebanyak mungkin kata dengan huruf awal L dan huruf akhir N! (waktu Anda 1 menit).

3. Buatlah sebanyak mungkin gambar dengan mengkombinasikan bangun berikut! (waktu Anda 1 menit)

4. Terdapat beberapa benda sebagai berikut :

a. Anak panah

b. Lebah

c. Buaya

d. Ikan

e. Layang-layang

f. Perahu

Dengan menuliskan huruf depannya saja, tentukan :

a. Yang dijumpai di udara

b. Yang dijumpai di air

c. Binatang

d. Punya ekor

(waktu Anda 1 menit)

5. Terdapat lima angka yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. Kombinasikan beberapa angka yang kalau dijumlahkan hasilnya 7 sebanyak mungkin (waktu Anda 1 menit).

6. Terdapat empat bangun sebagai berikut :

Kombinasikan dengan berbagai cara untuk membentuk objek sebanyak mungkin dan namailah objek itu (waktu Anda 1 menit). Misalnya :

Wajah

7. Buatlah kalimat dengan petunjuk huruf berikut sebanyak mungkin (waktu Anda 1 menit)

M ------ E ------ P

Misalnya : Mengapa engkau pergi.

8. Dari gambar berikut, buanglah tiga garis sehingga membuang dua kotak.









Misalnya :





9. Buatlah sebuah kotak dan hiasilah sehingga menjadi lebih bagus.

10. Ada dua persamaan : B – C = D dan Z = A + D. Kembangkan sebanyak mungkin persamaan baru berdasarkan kedua persamaan tersebut! Misalnya : B – C = Z - A

Perhitungan skor kreativitas berpikir

Dalam perhitungan skor, jawaban peserta tes atas butir-butir pertanyaan kreativitas berpikir diubah ke dalam skor kreativitas berpikir dengan cara tertentu. Pengukuran kreativitas berpikir dilakukan dengan meminta peserta tes membuat jawaban sebanyak mungkin atas butir-butir tugas dalam waktu yang ditentukan. Untuk dapat diubah menjadi skor, jawaban diinterpretasikan dalam kelancaran, keluwesan dan keaslian. Menurut Ellis dan Hunt (1993 : 280), Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144), Good dan Brophy (1990 : 617), Winkel (1996 : 143) dan Rakhmat (1999 : 75), respons peserta tes akan diinterpretasikan berdasarkan tingkat kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility) dan keaslian (originality) proses berpikir. Skor kreativitas berpikir adalah skor gabungan dari ketiga unsur.

Kelancaran menjawab berhubungan dengan kemampuan menghasilkan banyak gagasan alternatif pemecahan masalah dalam waktu yang singkat.Unsur ini mengukur kemampuan menguraikan banyak alternatif pemecahan masalah. Oleh karenanya kemampuan ini berhubungan dengan arus ide. Menurut Good dan Brophy (1999 : 75), kelancaran adalah kemampuan menghasilkan banyak gagasan pemecahan masalah dalam waktu singkat. Hal yang sama dinyatakan oleh Rakhmat (1999 : 75), kelancaran adalah kemampuan menyebutkan sebanyak mungkin.

Kelancaran tidak hanya berhubungan dengan jumlah jawaban, tapi juga kesesuaian jawaban dengan masalahnya. Tes kreativitas berpikir mendorong peserta tes menyebutkan sebanyak mungkin jawaban dalam waktu tertentu dan skor diberikan dengan menghitung jumlah semua respons yang sesuai dengan masalahnya. Menurut Ellis dan Hunt (1993 : 280), kelancaran adalah kemampuan menguraikan banyak alternatif pemecahan masalah sesuai dengan perangkat yang dipersyaratkan. Sedang menurut Munandar (1992 : 49), kelancaran adalah kemampuan memberikan banyak jawaban. Jawaban yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan masalahnya. Bukan hanya kuantitatas yang diperhatikan, tapi juga kualitasnya.

Keluwesan adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesiapan mengubah arah atau memodifikasi informasi. Keluwesan berhubungan dengan kemampuan mengubah dengan mudah pendekatan pemecahan masalah yang digunakan jika masalah atau kondisi baru membutuhkan pendekatan baru. Menurut Good dan Brophy (1990 : 617), keluwesan dapat mengubah dengan mudah pendekatan pemecahan masalah yang digunakan, jika masalah atau kondisi baru membutuhkan pendekatan atau perspektif baru. Pendapat sama dikemukakan oleh Ellis dan Hunt (1993 : 280) yang menyatakan bahwa keluwesan adalah kemampuan mengubah pendekatan dalam pemecahan masalah. Di samping itu, keluwesan memungkinkan seseorang melihat suatu masalah dari berbagai sudut tinjauan. Menurut Munandar (1992 : 49), keluwesan adalah kemampuan melihat masalah dari berbagai sudut tinjauan.

Dalam tes kreativitas berpikir, keluwesan ditandai oleh jumlah golongan jawaban yang berbeda. Kadar keluwesan diukur dengan menghitung jumlah kategori respons yang berbeda. Peserta tes diminta memberikan respons sebanyak mungkin, lalu skor keluwesan diberikan pada jumlah kategori atau golongan respons. Skor diberikan atas jawaban yang menunjukkan keragaman atau variasi. Menurut Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144), keluwesan diukur dengan menghitung jumlah kategori respons yang berbeda.

Keaslian membuat seseorang mampu mengajukan usulan yang tidak biasa atau unik dan mampu melakukan pemecahan masalah yang baru atau khusus. Dengan kata lain, keaslian adalah kemampuan untuk menghasilkan jawaban yang jarang diberikan oleh peserta tes. Jawaban original adalah jawaban yang jarang diberikan oleh anak-anak lain. Keaslian mengukur kemampuan peserta tes dalam membuat usulan yang tidak biasa atau unik. Menurut Winkel (1996 : 143), jawaban mempunyai orisinalitas apabila sangat sedikit orang yang menghasilkan pikiran seperti itu. Woolfolk dan Nicolich (1984 : 144) memberikan kriteria mengenai keaslian. Respons yang orisinal menurutnya diberikan oleh lebih sedikit dari 5 atau 10 dari 100 peserta pengambil tes. Ada pendapat yang memberikan kriteria lebih spesifik. Menurutnya, respons yang diberikan oleh 5 % dari kelompok bersifat tidak biasa, dan respons yang hanya diberikan oleh 1 % dari kelompok bersifat unik

2. PENGUKURAN KREATIVITAS UNTUK ANAK PRASEKOLAH

Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl. Psych., untuk menjadi individu kreatif, dibutuhkan kemampuan berpikir yang mengalir lancar, bebas, dan ide yang orisinal yang didapat dari alam pikirannya sendiri. Berpikir kreatif juga menuntut yang bersangkutan memiliki banyak gagasan. Agar anak bisa berpikir kreatif, ia haruslah bisa bersikap terbuka dan fleksibel dalam mengemukakan gagasan. Makin banyak ide yang dicetuskannya menandakan makin kreatif si anak.

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kreativitas seorang anak, pakar pendidikan ini berupaya mengembangkan Tes Kreativitas Verbal dan Figural. Tes kreativitas verbal dilakukan pada anak berusia minimal 10 tahun karena dianggap sudah lancar menulis dan kemampuan berbahasanya pun sudah berkembang. Sedangkan tes kreativitas figural dilakukan terhadap anak mulai usia 5 tahun.

Adapun unsur penilaian berfikir keratif adalah sebagai berikut :

1. Fleksibel

Anak mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda. Untuk gambar lingkaran, contohnya, anak mengasosiasikannya sebagai piring, bulan, bola, telur dadar dan sebagainya. Anak juga diminta untuk membuat sebanyak mungkin objek mati maupun hidup pada gambar lingkaran tadi. Namun, tes kreativitas ini bukan dimaksudkan sebagai tes menggambar, melainkan sebagai tes gagasan, sehingga unsur "keindahan" tidak diprioritaskan.

2. Orisinalitas

Anak mampu memberikan jawaban yang jarang/langka dan berbeda dengan jawaban anak lain pada umumnya. Dari bentuk lingkaran yang sama, contohnya, anak mahir menggambarkannya sebagai wajah orang.

3. Elaborasi

Anak mampu memberikan jawaban secara rinci sekaligus mampu memperkaya dan mengembangkan jawaban tersebut. Dia bisa melengkapi gambar wajah tersebut dengan mata, hidung, bibir, telinga, leher, rambut sampai aksesoris semisal kalung dan jepit rambut. Makin detail ornamen atau organ-organ yang digambarkannya, berarti mencirikan ia anak yang kreatif. "Jadi, anak yang kreatif tak sekadar mengemukakan ide, tapi juga dapat mengembangkan gagasan yang dilontarkannya," tandas Utami.

Untuk tes kreativitas figural, ada enam topik pertanyaan yang diajukan, yaitu :

1. Tes Permulaan Kata

Misalnya kepada anak diberikan huruf "k" dan "a". Kemudian ia diminta untuk membentuk sebanyak mungkin kata yang bisa dibentuk dari kedua huruf tadi. Umpamanya anak menjawab "kami", "kapal", "karung" dan sebagainya.

2. Tes Membentuk Kata

Kepada anak diberikan kata tertentu, semisal "proklamasi". Nah, berdasarkan kata tersebut anak diminta membentuk kata-kata lain sebanyak mungkin. Umpamanya anak akan menjawab "kolam", "lama", "silam" dan lain-lain.

3. Tes Kalimat 3 Kata

Misalnya kepada anak diberi tiga huruf, yakni "a", "m", dan "p". Lalu mintalah ia menyusun sebanyak mungkin kalimat-kalimat yang diawali dari huruf-huruf yang diberikan tadi, dengan urutan yang boleh diubah-ubah. Umpamanya, jawabanya adalah "Ani makan pisang" atau "Mana payung Anton".

4. Tes Kesamaan Sifat

Misalnya anak mendapat soal mengenai sifat bulat dan keras. Anak dimita untuk memikirkan dan menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang memiliki sifat/ciri-ciri tersebut. Jawabannya mungkin adalah bola tenis, kelereng, roda kursi, dan sebagainya.

5. Tes Penggunaan Tak Lazim

Contohnya, anak akan diberi benda yang ditemuinya sehari-hari. Akan tetapi, ia justru diminta untuk membuat sesuatu yang tak biasa dengan benda tersebut. Umpamanya, ketika anak diberi surat kabar, ia menggunakannya untuk membuat kapal-kapalan, topi, bola, dan sebagainya, bukan sebagai bahan bacaan.

6. Tes Sebab-Akibat

Anak mendapat pertanyaan mengenai situasi tertentu yang dalam keadaan nyata tak pernah terjadi. Nah, mintalah anak untuk menjawab apa kira-kira akibatnya bila situasi tersebut betul-betul terjadi. Dalam hal ini, anak dituntut untuk bebas berimajinasi. Contohnya adalah pertanyaan, "Apa jadinya bila semua orang di dunia ini pandai?" atau, "Apa akibatnya jika setiap orang bisa mengetahui pikiranmu?"

Menurut Utami, setiap tes tersebut terdiri dari 4 soal. Untuk tes pertama dan kedua, setiap soal harus dijawab dalam waktu 2 menit. Sedangkan untuk tes ketiga, diberikan waktu 3 menit untuk setiap soal, sementara untuk tes berikutnya per soal diberi durasi 4 menit.

Hasil akhir tes kreativitas ini sama halnya dengan tes IQ, yakni berupa skor. Anak yang mencapai skor 90-110 berarti tingkat kreativitasnya rata-rata, skor di bawah 80 dikategorikan sangat lamban, sedangkan yang mampu mencapai skor 130 ke atas tergolong sangat unggul.

Namun dari pengalaman Utami selama ini, hanya sedikit anak yang bisa mencapai skor kreativitas yang tinggi. Kebanyakan berada pada kisaran skor 90-100. Sebaliknya, banyak sekali anak yang bisa mencapai skor tinggi untuk tes IQ. Menurutnya, "Hal ini disebabkan berpikir kreatif kurang dirangsang, sehingga anak tak terbiasa berpikir bermacam-macam arah."

Selain pengukuran kreativitas yang sudah disebutkan, ada juga pengukuran skala sikap kreatif yang lebih menyangkut pada segi afektif. Menurut Utami, dari berbagai penelitian ternyata kemampuan berpikir kreatif belumlah cukup jika tanpa disertai sikap kreatif. Tanpa sikap kreatif ini katanya produk kreatif pun takkan terwujud. Jadi, berpikir kreatif itu sendiri harus disertai ciri-ciri sikap kreatif sebagai berikut:

1. Terbuka terhadap pengalaman baru,

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,

3. Tidak takut melakukan kesalahan ketika mengemukakan ide,

4. Imajinatif, dan

5. Berani mengambil risiko terhadap langkah yang diambil.


3. KREATIVITAS ANGKA

Potensi kreativitas sebenarnya ada pada tiap orang dan kreativitas tersebut dapat diasah salah satunya melalui Angka (METRIS), yaitu dalam hal kemampuan mengenali keteratutan pola bilangan. Bila daya kreativitas seseorang dalam pengenalan pola meningkat maka tentu saja dapat berimbas ke jenis kreativitas yang lain, seperti peningkatan daya kreativitas pada seni, strategi bisnis atau ilmu pengetahuan. Dengan begitu peningkatan kreativitas tersebut dapat dijadikan sebagai barometer dalam merepresentasikan potensi daya kreativitas seseorang.

Dengan perkembangan teknologi pengenalan pola pada cuaca seperti negara adidaya ‘Uncle Sam’ maka badai topan yang maha dahysatpun dapat dikenali arah pola gerakannya sehingga mampu meminimalis jatuhnya korban jiwa. Contoh di atas membuktikan betapa pentingnya kemampuan kita dalam pengenalan pola untuk kasus tertentu. Nah, kemampuan pengenalan pola tersebut dapat terus diasah, dimana salah satu caranya dapat melalui kecerdasan kreativitas metris. Apalagi ditunjang oleh fakta bahwa pengukuran kecerdasan kreativitas metris sifatnya kuantitatif sehingga kemajuannya dapat dipantau dengan lebih objektif.

Mengapa siswa perlu belajar kecerdasan kreativitas angka (metris)? Siswa bila telah dilatih sehingga mempunyai kemampuan pengenalan pola bilangan yang baik maka kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan kuantitatif akan lebih cepat dan efisien. Kemampuan ini tentu saja akan berimbas pada kemampuan memilah-milah suatu permasalahan yang kemudian mampu berusaha mengelompokannya menjadi beberapa kelompok dengan lebih baik. Bila dalam mengklasifikasikan masalah sudah benar maka penyelesaiannya akan menjadi lebih mudah karena bisa tahu masalah mana yang lebih prioritas dan bisa tahu bagian apa saja yang tepat ditugaskan untuk menyelesaikan tiap kelompok masalah tersebut. Jadi orang yang bekerja pada bidang dimana kemampuan pengenalan pola masalah sangat dibutuhkan seperti pekejaan seorang manager, maka sangat diuntungkan apabila mempunyai kecerdasan kreativitas metris karena kemampuan pengenalan pola masalah tersebut dapat lebih terasah.

Dalam dunia kerja kreativitas seseorang sangat dibutuhkan, misalkan seorang guru dalam mengajarkan matematika kepada anak didiknya. Kita semua tahu bahwa pelajaran matematika menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Oleh karena itu pengajaran yang bentuknya konkret tidak abstrak sangat penting bagi anak untuk belajar memvisualisasi suatu angka atau bilangan. Nah disitulah letak seberapa besar kreativitas seorang guru bisa membawa materi yang diajarkan sekonkret mungkin dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi seorang pengusaha (enterprenur) kemampuan mengenali pola usaha tertentu dengan potensi profit yang akan dihasilkan pada masa yang akan datang tentu saja sangat dibutuhkan. Orang sering menyebutnya kemampuan membaca pola usaha itu sebagai intuisi bisnis. Demikian juga kemampuan menghubungan pola informasi yang satu dengan informasi yang lain sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis, dunia saham. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan kemampuan tersebut sangat penting. Misalkan terbukti dalam sejarah ketika Michelson melakukan percobaan menentukan kecepatan cahaya dari berbagai arah terbukti secara eksperimen bahwa kecepatan cahaya terbukti selalu sama. Nah, informasi ini bagi sijenius Einstein mempunyai makna yang sangat spesial. Dengan kemampuan dia mengenali pola informasi dari percobaan Michelson dengan pemahaman dia saat itu maka muncul kreativitas dari pemikirannya bahwa ETER tidak perlu ada. Cahaya atau gelombang elektromagnet (gel.TV, gel.radio dll) dalam proses perambatannya tidak membutuhkan zat perantara atau ETER. Nah, jadi sudah menjadi lebih jelaskan, bahwa kemampuan mengenali keteraturan pola atau menghubungkan pola satu dengan pola yang lainnya akan memunculkan kemampuan daya kreativitas, makanya kemampuan ini sangat berguna bagi orang yang ingin sukses.

Salah satu enterpreneur yang fenomenal adalah steve jobs, pendiri perusahaan komputer apple. Setelah cukup lama tidak me-lauching produk sefenomenal komputer apple yang menekankan pada konsep grafis, namun daya kreativitasnya tidaklah meredup. Hal ini terbukti setelah apple memproduksi iPod yang laku keras dan yang lebih fenomenal adalah produk iPhonenya dengan konsep inovatifnya dimana semua tombol untuk mengoperasikan sebuah hand phone menggunakan full touch screen. Ini sungguh ide kreatif yang sangat brialian sehingga produknya selalu laris diserap oleh pasar.

Kemampuan kreativitas Angka (Metris) dapat diasah melalui peningkatan kemampuan pengenalan keteraturan pola bilangan dengan makin baik. Beberapa pola bilangan yang akan coba dikenali keteraturannya membutuhkan tingkat kreativitas tertentu mulai dari yang biasa (pola bilangan eksplisit) hingga kreativitas tinggi (pola bilangan implisit). Kelebihan dari mengasah Kreativitas melalui Angka (Metris) ini karena pengukuran kreativitas dapat dilakukan secara obyektif melalui faktor ketepatan dan kecepatan dalam mengeksekusi pola bilangan.

Selasa, 26 Januari 2010

Senin, 25 Januari 2010

Senin, 18 Januari 2010

rpp ips kls 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1.Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Ttenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1. 2 Membandingkan kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga Indonesia
Indikator : 1.2.1 Menemutunjukkan pada peta letak dan nama negara tetangga Indonesia
1.2.2 Menemutunjukkan pada peta batas-batas negara tetangga Indonesia
1.2.3 Menjelaskan keadaan alam negara-negara dikawasan Asia Teenggara
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan pada peta siswa dapat menyebutkan nama-nama tetangga Indonesia
2. Melalui pengamatan pada peta siswa dapat menyebutkan nama ibu kota negara negara-negara tetangga Indonesia
3. Melalui penjelasan dari Guru siswa dapat menyebutkan bentuk pemerintahan negara-negara tetangga Indonesia
4. Melalui pengamatan pada peta siswa dapat menyebutkan batas-batas negara tetangga Indonesia
5. Melalui pengamatan gambar siswa dapat menjelaskan gejala alam yang terjadi di Indonesia maupun negara-negara tetangga Indonesia
6. Melalui pengamatan peta siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kenampakkan alam Indonesia
7. Melalui pengamatan peta negara-negara tetangga Indonesia Siswa dapat menjelaskan keadaan alam negara-negara di kawasan Asia tenggara




II. Materi Ajar
1. Letak dan nama negara tetangga Indonesia
2. Batas-batas negara tetangga Indonesia
3. Keadaan alam negara-negara di kawasan Asia Tenggara

III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Inquiri (penemuan)
4. Tanya jawab
5. Pengamatan/ Observasi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal (10 Menit )
1) Salam
2) Mengecek dan mengabsen kehadiran siswa
3) Apersepsi :
- Menceritakan negara-negara tetangga dengan mempelajari peta Asia Tenggara
- Tanya jawab menggali informasi pembelajaran
- Menceritakan bebarapa peristiwa dari media masa

B. Kegiatan Inti (50 Menit )
1) Membentuk kelompok yang beranggotakan tiga - lima orang secara interogen
2) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mencatat letak dan nama-nama negara tetangga
3) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mencatat batas-batas negara di kawasan Asia Tenggara
4) Setiap kelompok mengamati gambar peta Asia Tenggara
5) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan negara-negara tetangga Indonesia
6) Mempresentasikan hasil kerja
7) Kesimpilan dan merangkum

C. Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
1) Penilaian
2) Refleksi


Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal ( 10 Menit )
1) Salam
2) Mengecek dan mengabsen kehadiran siswa
3) Apersepsi :
- Menyanyikan lagu berjudul “ Naik-naik ke puncak gunung “
- Tanya jawab untuk menggali informasi
- Menceritakan permasalahan yang timbul dalam suatu keluarga

B. Kegiatan Inti ( 50 Menit )
1) siswa dibagi dalam empat kelompok
2) Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta Asia Tenggara
3) Setiap kelompok mencari perbedaan kenampakkan alam dan persamaannya
4) Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan
5) Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil pengamatannya
6) Tanya jawab tentang perbedaan
7) Kesimpulan dan merangkum

C. Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
1) Penilaian
2) Refleksi

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1) Peta
2) Atlas
3) Globe
4) Media Cetak
5) Buku IPS Kelas VI Halaman 15 – 22

VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Tes lisan
c. Unjuk lisan
2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian




Soal Pertemuan Pertama
I. Berilah Tanda silang pada jawaban a,b,c atau d didepan jawaban yang tepat !
1. Negara tetangga yang paling dekat dengan Indonesian adalah ...
a. Singapura dan Malaysia c. Brunai Darussalam, dan Myanmar
b. Thailand dan Singapura d. Malaysia dan Kamboja
2. Dibawah ini adalah negara tetangga Indonesia, kecuali ...
a. Singapura c. Timor Leste
b. Filipina d. Selandia Baru
3. Negara tetangga Indonesia yang berbatasan daras langsung adalah negara ...
a. Singapura c. Malaysia
b. Filipina d. Myanmar
4. Ibu kota Negara Filipina adalah ...
a. Pnompenh c. Manila
b. Kuala Lumpur d. Bangkok
5. Negara-negara tetangga berikut yang pemerintahannya berbentuk kerajaan adalah ...
a. Singapur, Filipina, Thailand c. Malaysia, Singapura
b. Malaysia, Thailand d. Brunai Darussalam, Timor Timur

VI. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !
1. Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah ...
2. Singapura memiliki pemerintahan berbentuk ...
3. Kepala negara Myanmar adalah ...

VII. Jawablah Pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Sebutkan batas-batas wilayah negara Thailand !
2. Sebutkan batas-batas wilayah negara Thailand !

Soal Evaluasi Pertemuan Kedua
I. Berilah Tanda silang pada jawaban a,b,c atau d didepan jawaban yang tepat !
1. Gunung Kanabalu merupakan bentuk kenampakan alam di Malaysia. Gunung itu terletak diwilayah ...
a. Johor c. Serawak
b. Sabah d. Kuala Lumpur
2. Dibawah ini adalah negara tetangga Indonesia, kecuali ...
a. Gunung Apo c. Bukit Pagon
b. Bukit Timah d. Bukit Paradayan
3. Negara tetangga Indonesia yang berbatasan daras langsung adalah negara ...
a. Bukit Timah c. Bukit Paradayan
b. Bukit Pagon d. Gunung Phou Bia
4. Ibu kota Negara Filipina adalah ...
a. Selat Malaka c. Laut Andaman
b. Teluk Thailand d. Laut Cina Selatan
5. Negara-negara tetangga berikut yang pemerintahannya berbentuk kerajaan adalah ...
a. Migrasi c. Urbanisasi
b. Imigrasi d. Transmigrasi
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !
1. Negara Filipina bentuk wilayahnya adalah ...
2. Negara dikawasan Asia Tenggara yang tidak mempunyai wilayah pantai adalah ...
3. Sebagian besar wilayah Singapura merupakan dataran rendah yang ...

III. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Sebutkan 3 macam gejala alam yang dialami oleh negara tetangga!
2. Jelaskan pembagian kenampakan alam di Indonesia!

Kunci Jawaban Soal Pertemuan Pertama
I. II.
1. A 1. Kerajaan
2. D 2. Republik
3. C 3. Presiden
4. B
5. B
III.
1. Sebelah Timur Laos dan Kampuchea
Sebelah Barat Myanmar dan Laut Andaman
Sebelah Utara Myanmar dan Laos
2. Sebelah Barat Thailand
Sebelah Timur Vietnam
Sebelah Utara Laos
Sebelah Selatan Teluk Thailand







Kunci jawaban Pertemuan Kedua
I. II
1. B 1. Kepulauan
2. C 2. Laos
3. A 3. Terjal
4. B
5. C

III
1. Tanah longsor, banjir, gempa bumi, tsunami
2. Selat, laut, teluk, gunung, pegunungan, hutan, danau, dan sungai

Pedoman Penililaian :
Bentuk Soal Jumlah Soal Skor maksimal Skor perolehan
Pilihan ganda 5 5 4
Isian 3 6 4
Uraian 2 6 5
10 17 13

Nilai Akhir : 13 x 10 = 7.64 atau 13 : 1.7 = 7.64
17

LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN PERTAMA
Amatilah gambar peta Asia Tenggara :
1. Tulislah nama-nama negara yang ada di Asia Tenggara beserta ibu kota negara
No Simbol Pada Peta Nama Negara Ibu Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

2. Tulislah batas-batas negara yang ada di Asia Tenggara
No
1 Nama Negara Nama Negara
Utara selatan Timur Barat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11



LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN PERTAMA

1. Amatilah gambar atau film tentang kebakaran hutan dan kabut, asap, negara-negara di Asia Tenggara
2. Tulislah kenampakan alam negara Indonesia , lihat Peta !

No Pulau di Nama-nama
Indonesia Selat Laut teluk Danau Gunung Pegunungan Sungai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10



3. Tulislah kenampakan alam negara-negara di Asia Tenggara
No Negara Nama Sungai Nama Gunung Nama Danai Nama Bukit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1. 2 Membandingkan kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga Indonesia
Indikator : 1.2.4 Menjelaskan keadaan sosial negara-negar di kawasan Asia Tenggara
1.2.5 Mengidentifikasi ciri-ciri keadaan sosial negara di Asia Tenggara
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Menjelaskan keadaan sosial negara-negar di Asia Tenggara
2. Mengidentifikasi keadaan sosial di Asia Tenggara

II. Materi Ajar
Kenampakan sosial merupakan kondisi sosial suatu wilayah yang dipengaruhi oleh kenampakan. Keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara juga disesuaikan dengan kenampakan alam tiap-tiap negara. Kondisi ini menyebabkan kawasan Asia Tenggara dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan beragam kondisi sosial budaya.
Perubahan keadaan sosial di negara tetangga diwaspdai masyarakat Indonesia. Dengan begitu, keragaman budaya di Indonesia bisa hidup berdampingan dan tidak ikut terpecah belah. Kita harus mewaspadai pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh keadaan sosial di negara tetangga.

III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Pengamatan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (5 menit)
- Guru memberi salam dan mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberi tes penjajagan yang berkaitan dengan pembelajaran
- Disebut apakah orang-orang yang bekerja di luar negeri
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
b. Kegiatan Inti (80 menit)
- Guru menyajikan materi pembelajaran tentang negara-negara tetangga Indonesia’
- Membentuk kelompok yang beranggotakan 3 siswa
- Guru menunjuk salah satu dari anggota kelompoknya yang paling menguasai materi untuk menjelaskan pada temannya
- Setiap kelompok mengamati peta Asia Tenggara
- Menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan negara-negara tetangga
- Mempresentasikan hasil kerja
- Setiap kelompok memberikan tanggapan penjelasan dari kelompok lain
- Guru membahas hasil presentasi yang telah dilakukan siswa
c. Kegiatan Akhir (20 menit)
- Guru membantu siswa dalm membuat rangkuman
- Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
- Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam

2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (10 menit)
- Guru mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa
- Guru dan siswa menyanyikan lagu “Naik-Naik ke Puncak Gunung”
- Guru bertanya kepada siswa “Negara mana yang paling padat penduduknya?
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (80 menit)
1. Siswa dibagai dalam 4 kelompok
2. Setiap kelompok diberi tugas mengamati Peta Asia Tenggara
3. Setiap kelompok mencari perbedaan kenampakan alam dan persamaannya dan keadaan sosial
4. Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan
5. Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil pengamatannya.
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
1) Penilaian
2) Refleksi
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
a. Media Pembelajaran :
1. Peta
2. Atlas
3. Globe
Sumber Belajar :
Buku IPS Kelas VI SD/MI karangan Arif Julianto Sri Nugroho dkk. Hal 23-27

VI. Penilaian
a. Teknik Penilaian :
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan nama-nama negara di Asia Tenggara dan Ibu kotanya !
2. Sebutkan salah satu kenampakkan alam di Malaysia !
3. Sebutkan kenampakkan alam yang ada di Brunei Darussalam !
4. Apakah hubungan kenampakkan alam dengan kenampakkan sosial ?
5. Apakah perbedaan gejala sosial positif dan gejala sosial negatif ?

Teknik Penilaian
Setiap jawaban betul nilainya 4
NA = Nilai Perolehan x 100 %
Nilai Maksimal



Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 3 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1. 3 Mengidentifikasi benua-benua
Indikator : 1.3.7 Menunjukkan ciri-ciri khas negara-negara besar di setiap benua
1.3.8 Membedakan ciri-ciri khas negara-negara besar disetiap benua
1.3.9 Mengidentifikasi ciri-ciri khas negara-negara besar disetiap benua
1.3.10 Menunjukkan ciri-ciri khas negara-negara besar di setiap benua


I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Mengidentifikasi ciri khas negara-negara besar ditiap benua
2. Mengidentifikasi ciri-ciri utama kenampakkan alam dan buatan ditiap-tiap benua

II. Materi Ajar
Mengenal benua

III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Pengamatan/ observasi



IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (5 Menit)
Apersepsi :
Menyimak informasi tentang tujuan pembelajaran
1. Bertanya jawab untuk menggali informasi tentang nama-nama benua
2. Bertanya jawab mencari informasi tentang negara tertentu di salah satu benua
b. Kegiatan Inti (45 Menit)
1. Siswa dibagi Dalam kelompok beranggotakan lima anak
2. Setiap kelompok diberi tugas sejumlah anggota kelompok (tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda
3. Kelompok I : Benua Asia
II : Benua Australia
III : Benua Afrika
IV : Benua Eropa
V : Benua Amerika
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, dan kelompok yang lain saling menanggapi
c. Kegiatan Akhir (20 Menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Siswa mencatat hal-hal yang penting

V. Alat/ Bahan Sumber Belajar
Alat :
1. Peta Atlas, Globe
Sumber :
1. IPS, Cempaka Putih, hal 43, Karangan Imam Rus Ernawati, Endar Wismulyani
2. IPS Terpadu, Erlangga

VI. Penilaian
Jenis Tes : Tertulis
Alat Tes : Jawaban singkat

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Indonesia dan Malaysia berada di Asia ....
2. Korea Selatan dan Jepang termasuk Asia ....
3. Tasmania beribu kota ....
4. Ibu kota Australia adalah ....
5. Senjata tradisional Australia adalah ....
Kunci jawaban
1. Asia Tenggara
2. Asia Timur
3. Hobart
4. Canberra
5. Bumerang

Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (5 Menit)
Apersepsi :
- Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu
- Guru bertanya tentang salah satu negara di salah satu benua
b. Kegiatan Inti (45 Menit)
1. Siswa dibagi dalam kelompok beranggotas lima anak
2. Setiap kelompok diberi tugas yang berbeda
3. Kelompok I Mencari nama-nama negara di benua Asia
II Mencari nama-nama negara di benua Eropa
III Mencari nama-nama negara di benua Australia
IV Mencari nama-nama negara di benua Afrika
V Mencari nama-nama negara di benua Amerika
4. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
5. Kelompok yang lain menanggapi
c. Kegiatan Akhir (20 Menit)
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi
2. Siswa mencatat hal-hal yang penting

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Alat : - Peta , Atlas, Globe
Sumber :
1. IPS, Cempaka Putih, hal 53-57, Karangan Imam Rus Ernawati, Endar Wismulyani
2. IPS Terpadu Kelas VI, Erlangga

Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Awal (5 Menit)
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi yang lalu
b. Kegiatan Inti (20 Menit)
1. Guru bertanya tentang nama-nama ibu kota negara di benua masing-masing
2. Guru bertanya kenampakan alam di benua masing-masing
3. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
c. Kegiatan Akhir (10 Menit)
Guru memberikan tanya jawab (evaluasi), bimbingan dan tindak lanjut

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : Peta, Atlas, Globe
Sumber :
Buku IPS kelas VI Penerbit Cempaka Putih, Karangan Ru Ernawati, Wahjudi Djaja, Endar Wismulyani, Vina Dwi Laning. Halaman 41-57

VI. Penilaian
Jenis Tes : Tertulis
Bentuk Tes : Soal Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Sungai yang terpanjang di Asia adalah ...
2. Gurun terbesar di Asia adalah ...
3. Gunung tertinggi di Afrika adalah ...
4. Gurun yang terluas di dunia adalah ...
5. Air terjun tertinggi di Amerika adalah ...

Kunci Jawaban
1. Yangste
2. Gurun Gobi
3. Gunung kilimanjaro
4. Gurun Sahara
5. Air terjun Angel (tingginya 979 m)

Penskoran :
Jawaban benar x 20 =100


Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistim administrasi wilayah Indonesia
Indikator : 1.1.1 Menjelaskan pengertian sistim administrasi wilayah Indonesia
1.1.2 Mengidentifikasi perkembangan jumlah dan nama propinsi serta ibu kotanya yang ada di Indonesia
1.1.3 Mengidentifikasi wilayah administrasi propinsi di Indonesia
1.1.4 Menyebutkan Ibu Kota propinsi di Indonesia

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengartikan sistim administrasi wilayah Indonesia
2. Mengidentifikasi jumlah propinsi di Indonesia dengan peta
3. Mengidentifikasi nama propinsi di Indonesia menggunakan peta
4. Mengidentifikasi wilayah administrasi propinsi-propinsi di Indonesia menggunakan peta
5. Menyebutkan ibu kota propinsi-propinsi di Indonesia

II. Materi Ajar
1. Pengertian sistim administrasi wilayah di Indonesia
2. Jumlah propinsi di Indonesia
3. Nama-nama propinsi di Indonesia
4. Wilayah administrasi propinsi-propinsi di Indonesia
5. Ibu kota propinsi-propinsi di Indonesia


III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tenya jawab
3. Ceramah
4. Tugas
5. Observasi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Apersepsi
1. Siswa menyanyi lagu “ dari Sabang Sampai Merauke “
2. Tanya jawab materi :
- Sebutkan pulau-pulau besar di Indonesia
- Sebutkan propinsi yang kau ketahui
Motivasi
- Penjelasan singkat tentang wilayah kepulauan di Indonesia
b. Kegiatan Inti 85 menit)
1. Siswa dibagi beberapa kelompok
2. Siswa mengamati peta dan menceritakan perkembangan jumlah propinsi secara berkelompok
3. Tiap kelompok menyebutkan nama propinsi di Indonesia
4. Wakil tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
5. Masing-masing kelompok menanggapi pendapat dari kelompok lain
6. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
1. Menilai hasil kerja kelompok
2. Refleksi : Siswa mengungkapkan tentang perkembangan jumlah propinsi di Indonesia

Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Apersepsi
1. Tanya jawab wilayah administrasi
2. Tanya jawan ibu kota propinsi
Motivasi
1. Penjelasan singkat wilayah administrasi
2. Penjelasan singkat nama ibu kota propinsi di Indonesia

b. Kegiatan Inti 85 menit)
1. Siswa di bagai beberapa kelompok
2. Tiap kelompok mengamati peta
3. Tiap kelompok menceritakan wilayah administrasi
4. Tiap kelompok menuliskan nama-nama ibu kota propinsi di Indonesia
5. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas
6. Masing-masing kelompok menanggapi pendapat kelompok lain
7. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
1. Penilaian
2. Refleksi : Siswa mengungkapkan tentang nama propinsi dan ibu kotanya di Indonesia

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
a. Alat
1. Peta Indonesia
2. Daftar nama propinsi dan ibu kotanya
3. Globe
b. Sumber Belajar
Buku IPS Kelas VI halaman 3-6 Intan Rus Ernawati dkk

VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tertulis
Lisan
2. Bentuk Instrumen : Tes Isian
Tes Uraian
3. Soal /Instrumen : Tertulis

Soal Isian
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Awal kemerdekaan di Jawa terdapat ... Propinsi
2. Awal Kemerdekaan di Indonesia terdapat .... propinsi
3. Tanah tumpah darah maksudnya adalah ...
4. Pemerintah setingkat lebih tinggi dari kecamatan namanya ...
5. Ibu kota propinsi Riau adalah ...



Soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Seburkan propinsi yang ada di Jawa sekarang!
2. Apa yang dimaksud pemerintahan demokrasi!

Soal lisan (dalam proses belajar mengajar)
1. Kekuasaan pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang disebut kekuasaan ...
2. Sunda kecil adalah nama lain dari ...

Skor penilaian
Tertulis : Bobot tiap soal 1
Skor maksimal 5
IsianUraian : bobot tiap soal 2
Skor maksimal 4
Jumlah maksimal : 10

NA = Perolehan x 10
Skor maksimal

Skor penilaian lisan: Bobot nilai tiap soal 5
Skor maksimal 10

NA = Perolehan x 10
Skor maksimal


Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

rpp ipa kls 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1.Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Ttenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1. 2 Membandingkan kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga Indonesia
Indikator : 1.2.1 Menemutunjukkan pada peta letak dan nama negara tetangga Indonesia
1.2.2 Menemutunjukkan pada peta batas-batas negara tetangga Indonesia
1.2.3 Menjelaskan keadaan alam negara-negara dikawasan Asia Teenggara
I. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan pada peta siswa dapat menyebutkan nama-nama tetangga Indonesia
2. Melalui pengamatan pada peta siswa dapat menyebutkan nama ibu kota negara negara-negara tetangga Indonesia
3. Melalui penjelasan dari Guru siswa dapat menyebutkan bentuk pemerintahan negara-negara tetangga Indonesia
4. Melalui pengamatan pada peta siswa dapat menyebutkan batas-batas negara tetangga Indonesia
5. Melalui pengamatan gambar siswa dapat menjelaskan gejala alam yang terjadi di Indonesia maupun negara-negara tetangga Indonesia
6. Melalui pengamatan peta siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kenampakkan alam Indonesia
7. Melalui pengamatan peta negara-negara tetangga Indonesia Siswa dapat menjelaskan keadaan alam negara-negara di kawasan Asia tenggara




II. Materi Ajar
1. Letak dan nama negara tetangga Indonesia
2. Batas-batas negara tetangga Indonesia
3. Keadaan alam negara-negara di kawasan Asia Tenggara

III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Inquiri (penemuan)
4. Tanya jawab
5. Pengamatan/ Observasi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal (10 Menit )
1) Salam
2) Mengecek dan mengabsen kehadiran siswa
3) Apersepsi :
- Menceritakan negara-negara tetangga dengan mempelajari peta Asia Tenggara
- Tanya jawab menggali informasi pembelajaran
- Menceritakan bebarapa peristiwa dari media masa

B. Kegiatan Inti (50 Menit )
1) Membentuk kelompok yang beranggotakan tiga - lima orang secara interogen
2) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mencatat letak dan nama-nama negara tetangga
3) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mencatat batas-batas negara di kawasan Asia Tenggara
4) Setiap kelompok mengamati gambar peta Asia Tenggara
5) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan negara-negara tetangga Indonesia
6) Mempresentasikan hasil kerja
7) Kesimpilan dan merangkum

C. Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
1) Penilaian
2) Refleksi


Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal ( 10 Menit )
1) Salam
2) Mengecek dan mengabsen kehadiran siswa
3) Apersepsi :
- Menyanyikan lagu berjudul “ Naik-naik ke puncak gunung “
- Tanya jawab untuk menggali informasi
- Menceritakan permasalahan yang timbul dalam suatu keluarga

B. Kegiatan Inti ( 50 Menit )
1) siswa dibagi dalam empat kelompok
2) Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta Asia Tenggara
3) Setiap kelompok mencari perbedaan kenampakkan alam dan persamaannya
4) Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan
5) Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil pengamatannya
6) Tanya jawab tentang perbedaan
7) Kesimpulan dan merangkum

C. Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
1) Penilaian
2) Refleksi

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1) Peta
2) Atlas
3) Globe
4) Media Cetak
5) Buku IPS Kelas VI Halaman 15 – 22

VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes tertulis
b. Tes lisan
c. Unjuk lisan
2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian




Soal Pertemuan Pertama
I. Berilah Tanda silang pada jawaban a,b,c atau d didepan jawaban yang tepat !
1. Negara tetangga yang paling dekat dengan Indonesian adalah ...
a. Singapura dan Malaysia c. Brunai Darussalam, dan Myanmar
b. Thailand dan Singapura d. Malaysia dan Kamboja
2. Dibawah ini adalah negara tetangga Indonesia, kecuali ...
a. Singapura c. Timor Leste
b. Filipina d. Selandia Baru
3. Negara tetangga Indonesia yang berbatasan daras langsung adalah negara ...
a. Singapura c. Malaysia
b. Filipina d. Myanmar
4. Ibu kota Negara Filipina adalah ...
a. Pnompenh c. Manila
b. Kuala Lumpur d. Bangkok
5. Negara-negara tetangga berikut yang pemerintahannya berbentuk kerajaan adalah ...
a. Singapur, Filipina, Thailand c. Malaysia, Singapura
b. Malaysia, Thailand d. Brunai Darussalam, Timor Timur

VI. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !
1. Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah ...
2. Singapura memiliki pemerintahan berbentuk ...
3. Kepala negara Myanmar adalah ...

VII. Jawablah Pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Sebutkan batas-batas wilayah negara Thailand !
2. Sebutkan batas-batas wilayah negara Thailand !

Soal Evaluasi Pertemuan Kedua
I. Berilah Tanda silang pada jawaban a,b,c atau d didepan jawaban yang tepat !
1. Gunung Kanabalu merupakan bentuk kenampakan alam di Malaysia. Gunung itu terletak diwilayah ...
a. Johor c. Serawak
b. Sabah d. Kuala Lumpur
2. Dibawah ini adalah negara tetangga Indonesia, kecuali ...
a. Gunung Apo c. Bukit Pagon
b. Bukit Timah d. Bukit Paradayan
3. Negara tetangga Indonesia yang berbatasan daras langsung adalah negara ...
a. Bukit Timah c. Bukit Paradayan
b. Bukit Pagon d. Gunung Phou Bia
4. Ibu kota Negara Filipina adalah ...
a. Selat Malaka c. Laut Andaman
b. Teluk Thailand d. Laut Cina Selatan
5. Negara-negara tetangga berikut yang pemerintahannya berbentuk kerajaan adalah ...
a. Migrasi c. Urbanisasi
b. Imigrasi d. Transmigrasi
II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !
1. Negara Filipina bentuk wilayahnya adalah ...
2. Negara dikawasan Asia Tenggara yang tidak mempunyai wilayah pantai adalah ...
3. Sebagian besar wilayah Singapura merupakan dataran rendah yang ...

III. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Sebutkan 3 macam gejala alam yang dialami oleh negara tetangga!
2. Jelaskan pembagian kenampakan alam di Indonesia!

Kunci Jawaban Soal Pertemuan Pertama
I. II.
1. A 1. Kerajaan
2. D 2. Republik
3. C 3. Presiden
4. B
5. B
III.
1. Sebelah Timur Laos dan Kampuchea
Sebelah Barat Myanmar dan Laut Andaman
Sebelah Utara Myanmar dan Laos
2. Sebelah Barat Thailand
Sebelah Timur Vietnam
Sebelah Utara Laos
Sebelah Selatan Teluk Thailand







Kunci jawaban Pertemuan Kedua
I. II
1. B 1. Kepulauan
2. C 2. Laos
3. A 3. Terjal
4. B
5. C

III
1. Tanah longsor, banjir, gempa bumi, tsunami
2. Selat, laut, teluk, gunung, pegunungan, hutan, danau, dan sungai

Pedoman Penililaian :
Bentuk Soal Jumlah Soal Skor maksimal Skor perolehan
Pilihan ganda 5 5 4
Isian 3 6 4
Uraian 2 6 5
10 17 13

Nilai Akhir : 13 x 10 = 7.64 atau 13 : 1.7 = 7.64
17

LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN PERTAMA
Amatilah gambar peta Asia Tenggara :
1. Tulislah nama-nama negara yang ada di Asia Tenggara beserta ibu kota negara
No Simbol Pada Peta Nama Negara Ibu Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

2. Tulislah batas-batas negara yang ada di Asia Tenggara
No
1 Nama Negara Nama Negara
Utara selatan Timur Barat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11



LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN PERTAMA

1. Amatilah gambar atau film tentang kebakaran hutan dan kabut, asap, negara-negara di Asia Tenggara
2. Tulislah kenampakan alam negara Indonesia , lihat Peta !

No Pulau di Nama-nama
Indonesia Selat Laut teluk Danau Gunung Pegunungan Sungai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10



3. Tulislah kenampakan alam negara-negara di Asia Tenggara
No Negara Nama Sungai Nama Gunung Nama Danai Nama Bukit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1. 2 Membandingkan kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga Indonesia
Indikator : 1.2.4 Menjelaskan keadaan sosial negara-negar di kawasan Asia Tenggara
1.2.5 Mengidentifikasi ciri-ciri keadaan sosial negara di Asia Tenggara
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Menjelaskan keadaan sosial negara-negar di Asia Tenggara
2. Mengidentifikasi keadaan sosial di Asia Tenggara

II. Materi Ajar
Kenampakan sosial merupakan kondisi sosial suatu wilayah yang dipengaruhi oleh kenampakan. Keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara juga disesuaikan dengan kenampakan alam tiap-tiap negara. Kondisi ini menyebabkan kawasan Asia Tenggara dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan beragam kondisi sosial budaya.
Perubahan keadaan sosial di negara tetangga diwaspdai masyarakat Indonesia. Dengan begitu, keragaman budaya di Indonesia bisa hidup berdampingan dan tidak ikut terpecah belah. Kita harus mewaspadai pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh keadaan sosial di negara tetangga.

III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Pengamatan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (5 menit)
- Guru memberi salam dan mengabsen kehadiran siswa
- Guru memberi tes penjajagan yang berkaitan dengan pembelajaran
- Disebut apakah orang-orang yang bekerja di luar negeri
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
b. Kegiatan Inti (80 menit)
- Guru menyajikan materi pembelajaran tentang negara-negara tetangga Indonesia’
- Membentuk kelompok yang beranggotakan 3 siswa
- Guru menunjuk salah satu dari anggota kelompoknya yang paling menguasai materi untuk menjelaskan pada temannya
- Setiap kelompok mengamati peta Asia Tenggara
- Menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan negara-negara tetangga
- Mempresentasikan hasil kerja
- Setiap kelompok memberikan tanggapan penjelasan dari kelompok lain
- Guru membahas hasil presentasi yang telah dilakukan siswa
c. Kegiatan Akhir (20 menit)
- Guru membantu siswa dalm membuat rangkuman
- Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa
- Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam

2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (10 menit)
- Guru mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa
- Guru dan siswa menyanyikan lagu “Naik-Naik ke Puncak Gunung”
- Guru bertanya kepada siswa “Negara mana yang paling padat penduduknya?
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (80 menit)
1. Siswa dibagai dalam 4 kelompok
2. Setiap kelompok diberi tugas mengamati Peta Asia Tenggara
3. Setiap kelompok mencari perbedaan kenampakan alam dan persamaannya dan keadaan sosial
4. Setiap kelompok membuat laporan hasil pengamatan
5. Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil pengamatannya.
c. Kegiatan Akhir (15 menit)
1) Penilaian
2) Refleksi
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
a. Media Pembelajaran :
1. Peta
2. Atlas
3. Globe
Sumber Belajar :
Buku IPS Kelas VI SD/MI karangan Arif Julianto Sri Nugroho dkk. Hal 23-27

VI. Penilaian
a. Teknik Penilaian :
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan nama-nama negara di Asia Tenggara dan Ibu kotanya !
2. Sebutkan salah satu kenampakkan alam di Malaysia !
3. Sebutkan kenampakkan alam yang ada di Brunei Darussalam !
4. Apakah hubungan kenampakkan alam dengan kenampakkan sosial ?
5. Apakah perbedaan gejala sosial positif dan gejala sosial negatif ?

Teknik Penilaian
Setiap jawaban betul nilainya 4
NA = Nilai Perolehan x 100 %
Nilai Maksimal



Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 3 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1. 3 Mengidentifikasi benua-benua
Indikator : 1.3.7 Menunjukkan ciri-ciri khas negara-negara besar di setiap benua
1.3.8 Membedakan ciri-ciri khas negara-negara besar disetiap benua
1.3.9 Mengidentifikasi ciri-ciri khas negara-negara besar disetiap benua
1.3.10 Menunjukkan ciri-ciri khas negara-negara besar di setiap benua


I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
1. Mengidentifikasi ciri khas negara-negara besar ditiap benua
2. Mengidentifikasi ciri-ciri utama kenampakkan alam dan buatan ditiap-tiap benua

II. Materi Ajar
Mengenal benua

III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Pengamatan/ observasi



IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (5 Menit)
Apersepsi :
Menyimak informasi tentang tujuan pembelajaran
1. Bertanya jawab untuk menggali informasi tentang nama-nama benua
2. Bertanya jawab mencari informasi tentang negara tertentu di salah satu benua
b. Kegiatan Inti (45 Menit)
1. Siswa dibagi Dalam kelompok beranggotakan lima anak
2. Setiap kelompok diberi tugas sejumlah anggota kelompok (tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda
3. Kelompok I : Benua Asia
II : Benua Australia
III : Benua Afrika
IV : Benua Eropa
V : Benua Amerika
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, dan kelompok yang lain saling menanggapi
c. Kegiatan Akhir (20 Menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Siswa mencatat hal-hal yang penting

V. Alat/ Bahan Sumber Belajar
Alat :
1. Peta Atlas, Globe
Sumber :
1. IPS, Cempaka Putih, hal 43, Karangan Imam Rus Ernawati, Endar Wismulyani
2. IPS Terpadu, Erlangga

VI. Penilaian
Jenis Tes : Tertulis
Alat Tes : Jawaban singkat

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Indonesia dan Malaysia berada di Asia ....
2. Korea Selatan dan Jepang termasuk Asia ....
3. Tasmania beribu kota ....
4. Ibu kota Australia adalah ....
5. Senjata tradisional Australia adalah ....
Kunci jawaban
1. Asia Tenggara
2. Asia Timur
3. Hobart
4. Canberra
5. Bumerang

Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (5 Menit)
Apersepsi :
- Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu
- Guru bertanya tentang salah satu negara di salah satu benua
b. Kegiatan Inti (45 Menit)
1. Siswa dibagi dalam kelompok beranggotas lima anak
2. Setiap kelompok diberi tugas yang berbeda
3. Kelompok I Mencari nama-nama negara di benua Asia
II Mencari nama-nama negara di benua Eropa
III Mencari nama-nama negara di benua Australia
IV Mencari nama-nama negara di benua Afrika
V Mencari nama-nama negara di benua Amerika
4. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
5. Kelompok yang lain menanggapi
c. Kegiatan Akhir (20 Menit)
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi
2. Siswa mencatat hal-hal yang penting

V. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
Alat : - Peta , Atlas, Globe
Sumber :
1. IPS, Cempaka Putih, hal 53-57, Karangan Imam Rus Ernawati, Endar Wismulyani
2. IPS Terpadu Kelas VI, Erlangga

Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Awal (5 Menit)
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi yang lalu
b. Kegiatan Inti (20 Menit)
1. Guru bertanya tentang nama-nama ibu kota negara di benua masing-masing
2. Guru bertanya kenampakan alam di benua masing-masing
3. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
c. Kegiatan Akhir (10 Menit)
Guru memberikan tanya jawab (evaluasi), bimbingan dan tindak lanjut

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : Peta, Atlas, Globe
Sumber :
Buku IPS kelas VI Penerbit Cempaka Putih, Karangan Ru Ernawati, Wahjudi Djaja, Endar Wismulyani, Vina Dwi Laning. Halaman 41-57

VI. Penilaian
Jenis Tes : Tertulis
Bentuk Tes : Soal Evaluasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat !
1. Sungai yang terpanjang di Asia adalah ...
2. Gurun terbesar di Asia adalah ...
3. Gunung tertinggi di Afrika adalah ...
4. Gurun yang terluas di dunia adalah ...
5. Air terjun tertinggi di Amerika adalah ...

Kunci Jawaban
1. Yangste
2. Gurun Gobi
3. Gunung kilimanjaro
4. Gurun Sahara
5. Air terjun Angel (tingginya 979 m)

Penskoran :
Jawaban benar x 20 =100


Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : …………………............…..
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI (Enam)/ 1 (Satu)
Pertemuan Ke : .............
Hari / Tanggal : ................................................
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakkan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistim administrasi wilayah Indonesia
Indikator : 1.1.1 Menjelaskan pengertian sistim administrasi wilayah Indonesia
1.1.2 Mengidentifikasi perkembangan jumlah dan nama propinsi serta ibu kotanya yang ada di Indonesia
1.1.3 Mengidentifikasi wilayah administrasi propinsi di Indonesia
1.1.4 Menyebutkan Ibu Kota propinsi di Indonesia

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengartikan sistim administrasi wilayah Indonesia
2. Mengidentifikasi jumlah propinsi di Indonesia dengan peta
3. Mengidentifikasi nama propinsi di Indonesia menggunakan peta
4. Mengidentifikasi wilayah administrasi propinsi-propinsi di Indonesia menggunakan peta
5. Menyebutkan ibu kota propinsi-propinsi di Indonesia

II. Materi Ajar
1. Pengertian sistim administrasi wilayah di Indonesia
2. Jumlah propinsi di Indonesia
3. Nama-nama propinsi di Indonesia
4. Wilayah administrasi propinsi-propinsi di Indonesia
5. Ibu kota propinsi-propinsi di Indonesia


III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tenya jawab
3. Ceramah
4. Tugas
5. Observasi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Apersepsi
1. Siswa menyanyi lagu “ dari Sabang Sampai Merauke “
2. Tanya jawab materi :
- Sebutkan pulau-pulau besar di Indonesia
- Sebutkan propinsi yang kau ketahui
Motivasi
- Penjelasan singkat tentang wilayah kepulauan di Indonesia
b. Kegiatan Inti 85 menit)
1. Siswa dibagi beberapa kelompok
2. Siswa mengamati peta dan menceritakan perkembangan jumlah propinsi secara berkelompok
3. Tiap kelompok menyebutkan nama propinsi di Indonesia
4. Wakil tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
5. Masing-masing kelompok menanggapi pendapat dari kelompok lain
6. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
1. Menilai hasil kerja kelompok
2. Refleksi : Siswa mengungkapkan tentang perkembangan jumlah propinsi di Indonesia

Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Apersepsi
1. Tanya jawab wilayah administrasi
2. Tanya jawan ibu kota propinsi
Motivasi
1. Penjelasan singkat wilayah administrasi
2. Penjelasan singkat nama ibu kota propinsi di Indonesia

b. Kegiatan Inti 85 menit)
1. Siswa di bagai beberapa kelompok
2. Tiap kelompok mengamati peta
3. Tiap kelompok menceritakan wilayah administrasi
4. Tiap kelompok menuliskan nama-nama ibu kota propinsi di Indonesia
5. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas
6. Masing-masing kelompok menanggapi pendapat kelompok lain
7. Guru membimbing siswa membuat rangkuman
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
1. Penilaian
2. Refleksi : Siswa mengungkapkan tentang nama propinsi dan ibu kotanya di Indonesia

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
a. Alat
1. Peta Indonesia
2. Daftar nama propinsi dan ibu kotanya
3. Globe
b. Sumber Belajar
Buku IPS Kelas VI halaman 3-6 Intan Rus Ernawati dkk

VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tertulis
Lisan
2. Bentuk Instrumen : Tes Isian
Tes Uraian
3. Soal /Instrumen : Tertulis

Soal Isian
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Awal kemerdekaan di Jawa terdapat ... Propinsi
2. Awal Kemerdekaan di Indonesia terdapat .... propinsi
3. Tanah tumpah darah maksudnya adalah ...
4. Pemerintah setingkat lebih tinggi dari kecamatan namanya ...
5. Ibu kota propinsi Riau adalah ...



Soal Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Seburkan propinsi yang ada di Jawa sekarang!
2. Apa yang dimaksud pemerintahan demokrasi!

Soal lisan (dalam proses belajar mengajar)
1. Kekuasaan pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan Undang-undang disebut kekuasaan ...
2. Sunda kecil adalah nama lain dari ...

Skor penilaian
Tertulis : Bobot tiap soal 1
Skor maksimal 5
IsianUraian : bobot tiap soal 2
Skor maksimal 4
Jumlah maksimal : 10

NA = Perolehan x 10
Skor maksimal

Skor penilaian lisan: Bobot nilai tiap soal 5
Skor maksimal 10

NA = Perolehan x 10
Skor maksimal


Mengetahui, ..............................., ...................................
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



........................................... ..............................................
NIP. NIP.